Sumber: www.rudydewanto.com Mula-mula, seseorang yang mendapatkan uang arisan itu adalah hal biasa. Atau Mendapatkan dua anak sapi sekaligus dari rahim induk sapinya juga hal yang lumrah. Bahkan, menemukan segepok uang ratusan ribu di halaman rumah juga masih bisa dikatakan wajar. Bisa jadi, itu adalah uang konglomerat atau juragan yang jatuh tak sengaja saat lewat. Itu semua menjadi hal yang menghebohkan jika terjadi pada...
Jika Matahari Lupa Terbit
23.47 / BY Anik's Blog
Aku terbangun masih di tempat yang sama. Tempat yang menciptakan kebosanan dan perlahan-lahan menikam dengan kejam lewat kesepian. Aku membuka mata yang masih merapat, menguap, lalu menutup mulut dengan jemari yang masih hangat. Dingin yang kemarin malam memeluk, kini menguap tergantikan kehangatan sinar matahari yang masuk melalui lubang ventilasi. Aku selalu benci jika malam telah merayap menutupi sinarnya. Meski ada sinar lain yang...
Manusia Yang Merugi
05.33 / BY Anik's Blog
*Maaf ini tulisan absurd yang disengaja untuk membuang waktu luang seseorang yang sedang malas menulis. Caution! Tulisan ini mengabaikan EBI, jika mata Anda panas membaca tulisan gaje seperti di bawah ini, lebih baik jangan dilanjutkan daripada nanti mengumpat dalam hati. Pemilik blog tidak bertanggung jawab apa pun yang terjadi dengan pembaca* Liburan kali ini lebih greget. Biasanya pulang ke rumah bisa sampai dua...
Aku meminta mama untuk mengantar ke salon langganan kami. Aku ingin merapikan rambut yang kupangkas tak jelas. Panjang-pendek tak beraturan. Untuk menutupi malu, sekarang aku menutupi kepalaku dengan kupluk rajutan yang dibuatkan mama beberapa tahun lalu. Saat menunggu antrean panjang, aku membaca majalah yang tertata rapi di rak pojokan dekat pintu masuk. Kulirik mama juga sedang membaca majalah di sampingku. “Ma.” Aku menutup...
Sepucuk Surat Merah Hati (21)
00.30 / BY Anik's Blog
Untuk sementara, aku bisa lega berada di tempat yang jauh dari Dimas. Aku tidak lagi mendengar namanya dan melihat segala tentangnya. Tetapi ternyata, hatiku seperti digerus saat melihat mama tiap hari datang dengan tangisannya. Sudah lima hari aku mencoba bertahan, tapi pertahananku runtuh karena mama yang tak putus asa menyambangi tiap hari. Kulihat mama selalu tertawa dengan mata berkaca-kaca, setelah tak tahan menahan...
Suaraku melengking keras saat jarum itu menusuk kulit. Tempat ini lebih layak disebut tempat konveksi, dibandingkan rumah sakit. Di sini kulit manusia beda tipis dengan potongan kain yang bisa ditusuk jarum berulang kali. Para wanita berseragam putih menjelma seperti malaikat berulang kali datang tanpa iba membawa pil-pil pahit. Membawa nampan makanan yang nantinya akan jadi bahan mainan para pasien. Aku hanya memandangi mereka...
Ini malam ketiga aku menaruh sekotak martabak dan sebuket bunga di meja makan. Setiap hari kubiarkan mereka tergeletak di sana. Lalu keesokan harinya, barang yang selalu kutemukan tergeletak di depan pintu rumah itu sudah tidak ada. Entah, mama membuang kemana barang haram itu. Tanpa kuberi tahu, mama pasti sudah mengerti dari mana barang itu berasal. Karena aku juga membiarkan sepucuk surat merah hati...
Sesampainya di rumah, aku hanya diam tanpa mengajak mama berbicara sedikit pun. Aku mengunci diri di kamar seharian. Perasaan kembali kalut. Menyesal sudah datang ke pernikahan mereka. Masakan mama di meja makan juga tak kusentuh sekali pun. Hanya saat malam, aku ke luar kamar untuk menonton TV. Suara TV sangat keras menyaingi hujan lebat di luar. Acara yang kutonton adalah tayangan komedi, tetapi...
“Han.” Aku mengedarkan pandangan ke sekitar mencari sumber suara. “Iya?” Kulihat ada sesosok lelaki berkacamata dengan gagang hitam duduk di belakangku. Aku menoleh ke arahnya. “Kamu Hanna, kan?” tanyanya. “Iya. Kamu...?” Aku mencoba mengingat-ingat sosoknya, tetapi tak juga kutemukan wajahnya dalam kepingan memoriku. “Aku Randu,” jawabnya. Bahkan, namanya saja terdengar asing di telingaku. Selama ini aku memang tak pernah mempunyai teman bernama Randu....
Tulang-tulangku serasa lemah memandangi mereka duduk berdua di pelaminan. Ada perasaan sakit yang semakin terasa di sudut hati saat pertama kali masuk ke gedung megah ini. Bau melati mulai mengoar di hidung, dan sepasang mempelai mengenakan gaun putih yang tertangkap pandanganku menambah sesak. “Han.” Mama menyenggol lenganku. Aku terlihat diam memandang mereka. “Ayu cantik, Ma.” Aku tersenyum memandang mama dengan berkaca-kaca. “Hanna lebih...
Kuoleskan lipstik peach tipis ke bibir bawah. Belum kulanjutkan, aku memandangi diri yang sedang mematut di depan cermin. Seharusnya hari ini aku dirias bukan untuk datang sebagai tamu undangan, tetapi menjadi mempelai perempuan. Aku menelan ludah merasakan kegetiran perasaanku. Rasa sakit itu terasa lagi. Kupegangi pinggiran meja rias kayu kuat-kuat menahan sakit yang tiba-tiba menyergap diriku. Kukira mulai kemarin aku sudah baik-baik saja,...
Aku membuka dua pintu almari lebar-lebar. Kulihat isinya yang berisi beberapa gantungan dan lipatan baju yang sudah sering kupakai. Bukan bingung mencari baju untuk ke pernikahan Ayu, tetapi aku masih bingung mencari referensi kado untuk mereka. Kulihat seisi kamar, tidak ada hal yang membuatku mendapat ilham. Kardus yang tersimpan di atas almari juga kuturunkan. Kukeluarkan semua isi-isinya. Mungkin saja ada barang yang belum...
“Saya merasa bersalah karena tidak memberi tahu Hanna dari awal, saya sudah berusaha mencari waktu dan kesempatan yang tepat untuk menjelaskan kepada Hanna, tapi saya tidak pernah sanggup.” “Semua sudah terjadi, Dimas. Semoga kalian bahagia dengan jalan kalian masing-masing.” “Terima kasih untuk kebaikan tante dan Hanna selama ini.” Dimas berlalu dari hadapan mama tanpa sempat kulihat wajahnya. Aku dan mama menatap kepergiannya sampai...
*Maaf telat banget ya ngepostnya. Karena tidak bisa memakai alat komunikasi beberapa hari lalu jadi nggak bisa nulis dan ngeblog dulu. Ada yang bilang nggak kangen aku, tapi kangen cerbungku. Huhuhu. Alhamdulilah, setidaknya ada yang dikangenin wkwk :D udahah ah, aku kalo udah ngomong jadi panjang nanti urusannya. Langsung aja baca lanjutannya gaeess, jangan bosen baca ya meskipun ini masih jelek pake banget,...