(Tidak) Takut Menjadi Dewasa

by - 19.05

 

Mungkin ada dua tahun terhitung aku tidak menulis dan mengunjungi blog ini. Lagi-lagi kesepian yang membuatku kembali lagi ke sini. Sebelum menulis postingan ini, aku melihat sejenak beberapa tulisan teman lama. Dulu ada beberapa yang suka menulis kejombloannya di blog, lalu sekarang ternyata sudah menikah aja. Ternyata waktu berjalan sangat cepat.

Berulang kali refleks bilang ke diri sendiri, aku masih gini-gini aja. Segera kutepis pernyataan itu. Mungkin kalau dibandingkan dengan orang lain, aku akan kalah jauh. Banyak teman yang sudah menikah, memiliki anak, kerja di BUMN, jadi PNS, punya usaha, atau bahkan sudah punya rumah sendiri. Sedangkan aku, belum menjadi salah satu yang aku sebutkan di atas.

Tetapi pencapaian itu ada yang adakalanya juga bukan hanya tentang materi, tapi juga perihal kedewasaan. Lebih baik memang aku tidak membandingkan diriku dengan yang lain, tapi dengan diriku yang sebelumnya.

Untuk menjadi Anik yang sekarang, aku harus melewati perjalanan yang sangat terjal. Allah lebih tahu untuk mengasah mentalku memang harus dengan ujian yang berat. Diuji dengan kehilangan, rasa takut, sakit, dan lain sebagainya. Ternyata itu semua mencetak Anik yang sekarang yang jauh berbeda dengan Anik dulu yang labil, emosional, dan tergesa-gesa. Meski sekarang Anik juga masih akan terus berproses untuk menjadi lebih baik lagi.

Bagaimana aku bisa menjadi seorang istri, ibu, pengusaha, atau berhasil memiliki rumah sendiri, jika aku saja masih labil dan childish. Allah lebih tahu, yang aku butuhkan saat ini adalah perbaikan diri dulu. Bukan harta, jabatan, atau kebahagiaan duniawi yang semu.

Di usia 25 tahunku di 2 tahun lalu rasanya takdir seakan bilang, “Selamat datang di hidup yang sesungguhnya.”

Ternyata ya memang benar, menjadi dewasa tidak semulus yang aku dulu kira. Tapi bukan berarti, menjadi anak-anak akan terus menyenangkan. Apapun itu, proses dalam hidup ini tidak perlu disesali. Mau tidak mau, suka tidak suka, hidup akan terus berlanjut dengan segala tantangannya.

 Anik, tulisan pertama di tahun 2023.

You May Also Like

0 komentar