­

Sepucuk Surat Merah Hati (11)

19.10 / BY Anik's Blog
Aku membuang kertas surat itu dengan kasar. Ada bagian potongan hati yang terasa nyeri saat mengetahui lembar kebohongan itu terbuka. Terasa ada petir yang menggelegar menyambar diriku. Sangat terasa sakit. “Han.” Mama memegangi pundakku. Aku membuang tangan mama dengan kasar. Bagiku mama sama saja, beliau juga menutupi kebohongan. Aku tak sempat melihat wajahnya. Pandanganku sudah memburam, aku sibuk menghapus buliran air mata yang...

Continue Reading

Sepucuk Surat Merah Hati (10)

01.06 / BY Anik's Blog
Han, aku nggak salah baca, kan? Aku membaca satu pesan dari teman di whatsapp. Kulihat dia mengirimkan sebuah foto yang belum terlihat d jelas. Aku menunggu loading-nya beberapa saat.             Ngirim foto apaan, Re?             Lihat aja sendiri. Aku mengerutkan kening. Teman yang sudah lama tak kudengar kabarnya tiba-tiba membuatku penasaran di pagi ini. Dia adalah teman baikku dan Ayu semasa SMA.  Aku...

Continue Reading

Sepucuk Surat Merah Hati (9)

02.00 / BY Anik's Blog
“Kau pasti tidak menyangka ya dia menikah secepat ini?” “Eh ... iya.” Aku mengembuskan napas kasar. Sikapnya mendadak berubah menjadi pendiam. Padahal saat kuminta menemani datang ke pernikahan April teman SMA beberapa minggu lalu, dia heboh mengajak membeli batik sarimbit agar terlihat lebih manis katanya. “Kabar mama gimana, Dim?” Aku membuka pembicaraan agar tidak ada canggung di antara kita. “Baik kok.” “Lama aku...

Continue Reading

Sepucuk Surat Merah Hati (8)

02.00 / BY Anik's Blog
Malam ini langit begitu terang dihiasi berpuluh-puluh formasi bintang. Ditemani sang rembulan yang malu-malu sedikit tertutup awan. Tetapi tetap cantik dan anggun. Kepang rambut menggelayut lemah di sela-sela telinga. Terasa angin membelai manja tengkukku. Hembusannya menyusup ke sela-sela jiwa menyejukkan. Kali ini alam begitu bersahabat. Cerah dan menenangkan seperti apa yang kurasakan. Terdengar deru motor di luar. Lalu sayup-sayup obrolan kecil yang tak...

Continue Reading

Sepucuk Surat Merah Hati (7)

02.00 / BY Anik's Blog
“Ayu!”  Aku mengejarnya cepat. Dia memang mempunyai kecepatan berlari yang payah. Hanya butuh beberapa detik jarak dengan dia semakin dekat, lalu kutarik tangan kanannya. Kugenggam erat pergelangan tangannya sampai dia tidak bisa melarikan diri lagi. “Kau kenapa?” Terdengar napas Ayu memburu seperti orang ketakutan. “Hanna, kau pasti marah denganku, kan?” Ada sendu yang menghiasi wajahnya. “Kenapa aku harus marah dengan pengantin baru?” godaku....

Continue Reading

Sepucuk Surat Merah Hati (6)

02.00 / BY Anik's Blog
Aku duduk di posisi paling tengah. Kuedarkan pandangan pada seisi kelas, tak kutemui wajah kuning langsat Ayu kali ini. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lebih lima menit. Berarti sudah lima menit dosen terlambat. Tetapi Ayu belum juga datang. “Ayu kemana, Sa?” Aku menengok Alsa yang ada di belakang. “Mungkin sedang sibuk menyiapkan pernikahan,” selorohnya. “Mungkin juga,” batinku. Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya,...

Continue Reading

Sepucuk Surat Merah Hati (5)

22.48 / BY Anik's Blog
Aku mendengar lagu let me love you begitu nyaring. Mata masih tertutup dan kesadaranku belum penuh. Semakin lama lagu itu membuat mata yang awalnya memberat kupaksakan terbuka pelan-pelan. Aku baru sadar, suara itu datang dari ponsel di sebelah. Sudah terlalu lama tidak ada yang menelepon, sampai aku lupa dengan nada dering ponsel sendiri.Kuraih benda persegi panjang hitam itu. Kulihat di layar ponsel tertera...

Continue Reading

Sepucuk Surat Merah Hati (4)

21.37 / BY Anik's Blog
“Bagaimana kabar hubunganmu dengan Dimas?” Mendengar namanya serasa perasaanku sedang diaduk-aduk. Ada potongan hati yang terasa nyeri. Mungkin karena rindu inginkan temu, tetapi bagaimana lagi, jarak dan waktu masih enggan untuk berdamai denganku dan Dimas. “Kami baik-baik saja.” Aku merebahkan diri di samping Ayu. Lalu dia mengikuti. “Sekarang aku sudah jarang melihat kalian berdua.” “Hah? Darimana kau tahu? Bukankah akhir-akhir ini kau jarang...

Continue Reading

Sepucuk Surat Merah Hati (3)

19.42 / BY Anik's Blog
Kurasa, sekarang aku bukan sahabat Ayu yang pertama kali dihubungi saat dia sedang menerima kabar baik, dan juga bukan lagi sahabat yang dipaksa untuk datang ke rumahnya hanya untuk menungguinya menangis. “Sepiring bolu untuk Hanna. Jangan lupa dihabiskan!” Kak Gina memindahkan piring itu ke tanganku, lalu melangkah meninggalkan kami berdua. Aku hanya memperlihatkan ekspresi datar. “Ada hal yang tak kau ceritakan kepadaku?” Aku...

Continue Reading

Sepucuk Surat Merah Hati (2)

19.38 / BY Anik's Blog
“Hanna!” Mata lelaki berkaus oblong itu membulat melihat kedatanganku. “Ayu ada, Kak?” tanyaku sedikit ragu melihat tingkahnya yang aneh kali ini. “E ... e, kalian sudah buat janji?” Keningku berkerut dibuatnya. Memang adiknya itu siapa? Seorang pejabat sibuk  yang hanya bisa ditemui dengan janji? “Bukankah aku sudah biasa datang ke sini tanpa janji?” Aku balik bertanya dengan menatapnya serius. Dia bersikap kikuk di...

Continue Reading

Sepucuk Surat Merah Hati (CERBUNG)

19.31 / BY Anik's Blog
“Diatas semua cerita, jodoh bukan cuma soal perasaan. Semoga Tuhan menyembuhkan semua hati yang terluka” -Unknown- Kita baru saja mengecap bahagia merayakan kebersamaan tahun keempat kita. Kau menaruh rangkaian bunga mawar di depan rumah, dan selembar kertas merah jambu bertuliskan kata-kata panjatan doa untuk hubungan kita agar tetap bersama sampai ikatan suci menyatukan. Aku tersenyum membacanya. Ini sudah menjadi ritual tahunan agar hubungan kita...

Continue Reading

Blogwalking

20.58 / BY Anik's Blog
Di bawah ini adalah link blog teman-teman kece yang bisa kalian kunjungi. Di blog mereka aku sering menemukan inspirasi dan motivasi. Yuk gengs BW ke blog mereka :) 1. Surya Blog 2. Ken Hanggara 3. Utami Panca Dewi 4. Redy Kuswanto 5. Bang Syaiha 6. Wiwid Nurwidayati 7. Achmad Ikhtiar 8. Vinny Martina Blog kalian juga bisa ada di daftar blogwalking ini, caranya gampang banget. Pasang link blog-ku di list blogwalking...

Continue Reading