facebook twitter instagram Tumblr

Anik's Blog

Aku membuang kertas surat itu dengan kasar. Ada bagian potongan hati yang terasa nyeri saat mengetahui lembar kebohongan itu terbuka. Terasa ada petir yang menggelegar menyambar diriku. Sangat terasa sakit.

“Han.” Mama memegangi pundakku.

Aku membuang tangan mama dengan kasar. Bagiku mama sama saja, beliau juga menutupi kebohongan. Aku tak sempat melihat wajahnya. Pandanganku sudah memburam, aku sibuk menghapus buliran air mata yang membasahi tebing pipi. Aku berdiri dengan lemah, lalu berjalan pelan menuju kamar.

“Han.” Terdengar suara mama yang lemah diiringi isak tangis tertahan.

“Hanna ingin sendiri.” Suaraku terdengar parau. Kubanting daun pintu dengan keras. Tak kupedulikan mama di luar sana.
Share
Tweet
Pin
Share
8 komentar
Han, aku nggak salah baca, kan?

Aku membaca satu pesan dari teman di whatsapp. Kulihat dia mengirimkan sebuah foto yang belum terlihat d jelas. Aku menunggu loading-nya beberapa saat.

            Ngirim foto apaan, Re?

            Lihat aja sendiri.

Aku mengerutkan kening. Teman yang sudah lama tak kudengar kabarnya tiba-tiba membuatku penasaran di pagi ini. Dia adalah teman baikku dan Ayu semasa SMA. 

Aku menunggu sampai fotonya terunduh selesai. Kupegangi ponsel yang dari tadi hanya loading berputar-putar membuat detak jantung tak beraturan.

Kulihat foto itu bisa terunduh, kuamati baik-baik. Saat itulah mukaku mulai memanas, mataku berkaca, lalu butiran lembut itu jatuh tanpa bisa kubendung.
Share
Tweet
Pin
Share
8 komentar
“Kau pasti tidak menyangka ya dia menikah secepat ini?”

“Eh ... iya.”

Aku mengembuskan napas kasar. Sikapnya mendadak berubah menjadi pendiam. Padahal saat kuminta menemani datang ke pernikahan April teman SMA beberapa minggu lalu, dia heboh mengajak membeli batik sarimbit agar terlihat lebih manis katanya.

“Kabar mama gimana, Dim?” Aku membuka pembicaraan agar tidak ada canggung di antara kita.

“Baik kok.”

“Lama aku nggak main ke rumahmu.”
Share
Tweet
Pin
Share
7 komentar
Malam ini langit begitu terang dihiasi berpuluh-puluh formasi bintang. Ditemani sang rembulan yang malu-malu sedikit tertutup awan. Tetapi tetap cantik dan anggun.

Kepang rambut menggelayut lemah di sela-sela telinga. Terasa angin membelai manja tengkukku. Hembusannya menyusup ke sela-sela jiwa menyejukkan.

Kali ini alam begitu bersahabat. Cerah dan menenangkan seperti apa yang kurasakan.
Terdengar deru motor di luar. Lalu sayup-sayup obrolan kecil yang tak bisa tertangkap telinga dengan jelas. Aku tahu itu suara mama.

Kuletakkan buku kuliah seberat batu-bata di atas bantal. Aku melangkah keluar ingin tahu siapa yang datang malam ini.
Share
Tweet
Pin
Share
8 komentar
“Ayu!” 

Aku mengejarnya cepat. Dia memang mempunyai kecepatan berlari yang payah. Hanya butuh beberapa detik jarak dengan dia semakin dekat, lalu kutarik tangan kanannya. Kugenggam erat pergelangan tangannya sampai dia tidak bisa melarikan diri lagi.

“Kau kenapa?” Terdengar napas Ayu memburu seperti orang ketakutan.

“Hanna, kau pasti marah denganku, kan?” Ada sendu yang menghiasi wajahnya.

“Kenapa aku harus marah dengan pengantin baru?” godaku. Aku tertawa renyah di hadapannya. Tetapi tidak dengan Ayu. Dia bergeming dan sibuk menenangkan detak jantungnya karena berlari terlalu cepat tadi.

“Kau tidak sedang bercanda, kan?” Alisku terangkat mendengar pertanyaannya yang konyol.
Share
Tweet
Pin
Share
11 komentar
Aku duduk di posisi paling tengah. Kuedarkan pandangan pada seisi kelas, tak kutemui wajah kuning langsat Ayu kali ini. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lebih lima menit. Berarti sudah lima menit dosen terlambat. Tetapi Ayu belum juga datang.

“Ayu kemana, Sa?” Aku menengok Alsa yang ada di belakang.

“Mungkin sedang sibuk menyiapkan pernikahan,” selorohnya.

“Mungkin juga,” batinku. Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya, lalu mengalihkan pandangan lagi ke depan.

“Han.” Kurasakan ada yang memegang pundakku.

“Iya.” Aku menoleh ke belakang.

“Kau datang di pernikahan Ayu?” Wajah Alsa menyiratkan ekspresi sendu. Keningku berkerut mendengar pertanyaannya.
Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
Aku mendengar lagu let me love you begitu nyaring. Mata masih tertutup dan kesadaranku belum penuh. Semakin lama lagu itu membuat mata yang awalnya memberat kupaksakan terbuka pelan-pelan.

Aku baru sadar, suara itu datang dari ponsel di sebelah. Sudah terlalu lama tidak ada yang menelepon, sampai aku lupa dengan nada dering ponsel sendiri.Kuraih benda persegi panjang hitam itu. Kulihat di layar ponsel tertera namanya. Sontak aku langsung duduk menenangkan degupan jantung yang tak beraturan.

“Good morning, Princess.”

“Kau darimana? Kenapa lama sekali tak menghubungiku? Apa sudah lupa denganku?”

“Hei, kau kenapa? Bertahun-tahun aku baru mendengarmu secerewet ini seperti sales MLM.”

“Apa kau bilang? Aku berminggu-minggu kau tinggalkan bersama kerinduan, lalu kau mengataiku cerewet?”
Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
“Bagaimana kabar hubunganmu dengan Dimas?”

Mendengar namanya serasa perasaanku sedang diaduk-aduk. Ada potongan hati yang terasa nyeri. Mungkin karena rindu inginkan temu, tetapi bagaimana lagi, jarak dan waktu masih enggan untuk berdamai denganku dan Dimas.

“Kami baik-baik saja.” Aku merebahkan diri di samping Ayu. Lalu dia mengikuti.

“Sekarang aku sudah jarang melihat kalian berdua.”

“Hah? Darimana kau tahu? Bukankah akhir-akhir ini kau jarang bersamaku?” 

Secepat kilat aku menoleh ke arahnya. Ayu masih sibuk menatapi langit-langit kamarnya yang berplafon putih.
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Kurasa, sekarang aku bukan sahabat Ayu yang pertama kali dihubungi saat dia sedang menerima kabar baik, dan juga bukan lagi sahabat yang dipaksa untuk datang ke rumahnya hanya untuk menungguinya menangis.

“Sepiring bolu untuk Hanna. Jangan lupa dihabiskan!” Kak Gina memindahkan piring itu ke tanganku, lalu melangkah meninggalkan kami berdua. Aku hanya memperlihatkan ekspresi datar.

“Ada hal yang tak kau ceritakan kepadaku?” Aku meletakkan piring di meja kayu beralaskan taplak rajutan.

Kulihat ada yang berubah di kamarnya. Warna dindingnya sudah berganti. Tempat ini sudah bersih dari poster-poster bintang Korea kesukaannya. Gambar oppa berkulit putih sudah tak kujumpai di seluruh dinding kamarnya.
Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
“Hanna!” Mata lelaki berkaus oblong itu membulat melihat kedatanganku.

“Ayu ada, Kak?” tanyaku sedikit ragu melihat tingkahnya yang aneh kali ini.

“E ... e, kalian sudah buat janji?”

Keningku berkerut dibuatnya. Memang adiknya itu siapa? Seorang pejabat sibuk  yang hanya bisa ditemui dengan janji?

“Bukankah aku sudah biasa datang ke sini tanpa janji?” Aku balik bertanya dengan menatapnya serius.

Dia bersikap kikuk di depanku. “Oh, sebentar aku panggilkan Ayu.” Lelaki berwajah tirus itu masuk ke dalam rumah tanpa menyuruhku masuk.
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
“Diatas semua cerita, jodoh bukan cuma soal perasaan. Semoga Tuhan menyembuhkan semua hati yang terluka”
-Unknown-

Kita baru saja mengecap bahagia merayakan kebersamaan tahun keempat kita. Kau menaruh rangkaian bunga mawar di depan rumah, dan selembar kertas merah jambu bertuliskan kata-kata panjatan doa untuk hubungan kita agar tetap bersama sampai ikatan suci menyatukan. Aku tersenyum membacanya.

Ini sudah menjadi ritual tahunan agar hubungan kita semakin manis. Namun sayangnya, ini kali pertama tidak ada agenda dinner untuk merayakan seperti tahun-tahun lalu. Mendadak malamnya kau bilang ada acara keluarga di kota sebelah.

Aku mengiyakan, toh dinner tidak harus dilakukan malam itu juga. Kita juga sudah sering menghabiskan waktu bersama. Lunch setelah kau menjemputku kuliah, menonton di bioskop saat ada film terbaru, atau hanya sekadar berjalan-jalan di taman kota pada Sabtu malam.
Share
Tweet
Pin
Share
8 komentar
Di bawah ini adalah link blog teman-teman kece yang bisa kalian kunjungi. Di blog mereka aku sering menemukan inspirasi dan motivasi. Yuk gengs BW ke blog mereka :)

1. Surya Blog
2. Ken Hanggara
3. Utami Panca Dewi
4. Redy Kuswanto
5. Bang Syaiha
6. Wiwid Nurwidayati
7. Achmad Ikhtiar
8. Vinny Martina

Blog kalian juga bisa ada di daftar blogwalking ini, caranya gampang banget. Pasang link blog-ku di list blogwalking  kalian, lalu komen di bawah ini. Terima kasih, kawans :)
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Newer Posts
Older Posts

About Me

Foto saya
Anik's Blog
Hi, ini tempat pulangnya Anik. Berisi hal-hal random yang rasanya perlu ditulis.
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Tumblr

Member Of

1minggu1cerita

Categories

  • Blogwalking
  • Calon Ibu
  • FIKSI
  • Flashback
  • Kerelawanan
  • Obrolan Cermin
  • Review Ala-Ala
  • Sudut Pandang Pernikahan

Postingan Populer

  • Teman Hijrah yang Nyaman dan Elegan: Rosmala Comfort Syar'i
  • RIP Tumblr!
  • Balada Gadis Introvert
  • Hanya Jembatan
  • Andaikan Media Sosial Tanpa Status

Blog Archive

  • Maret 2024 (1)
  • Februari 2024 (1)
  • Juli 2023 (2)
  • Agustus 2021 (1)
  • Juli 2021 (2)
  • September 2020 (2)
  • Agustus 2020 (4)
  • Juli 2020 (3)
  • Juni 2020 (7)
  • Mei 2020 (17)
  • April 2020 (4)
  • September 2019 (1)
  • Agustus 2019 (3)
  • Juli 2019 (9)
  • Juni 2019 (4)
  • Mei 2019 (3)
  • April 2019 (1)
  • Maret 2019 (7)
  • Februari 2019 (3)
  • Januari 2019 (3)
  • Oktober 2018 (6)
  • Maret 2018 (22)
  • Februari 2018 (14)
  • Agustus 2017 (7)
  • Juli 2017 (11)
  • Juni 2017 (11)
  • Mei 2017 (1)
  • April 2017 (5)
  • Maret 2017 (3)
  • Februari 2017 (4)
  • Januari 2017 (14)
  • Desember 2016 (12)
  • November 2016 (2)

Created with by ThemeXpose