facebook twitter instagram Tumblr

Anik's Blog

Jujur, sebenarnya malam ini aku sedang tidak bersemangat menulis. Karena sengaja aku tidak tidur siang, hasilnya kepala pening dan ngantuk tak tertahankan sampai detik aku menulis ini. Inginnya tidur, tapi tangan masih saja menjamah buku dan ponsel.

Maunya tidur, tapi masih ada serasa hutang ketika aku tidak memposting apa-apa hari ini. Okelah, aku menulis sekadarnya saja hari ini. Setidaknya, aku menepati janji pada blog ini kalau akan ke sini setiap hari membawa cerita.

Sore tadi, aku sempat blog walking ke salah satu teman. Beliau menuliskan untuk mencegah block writer yaitu dengan menyugesti diri sendiri bahwa setiap hari ada orang yang menunggu tulisan kita. Jika menempatkan diri kita pada posisi orang yang menunggu tersebut, tentu kita akan merasa sebal apabila tulisan atau postingan baru tak kunjung dijumpai. Tentu kalau kita merasa ditunggu, pasti akan semakin semangat menulisnya.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
*) Tulisan ini sudah pernah dimuat di inspirasi.co saat Event Surat terbuka





Surat ini saya tujukan untuk para wanita dan laki-laki yang sedang menyandang status ayah dan ibu. Sebelumnya perkenalkan dulu Ayah, Ibu. Saya adalah pemilik nama pena Anik Cahyanik. Seorang mahasiswi semester tua yang masih single tapi begitu menggilai dunia parenting. Semenjak kuliah di fakultas keguruan, saya menyukai dunia anak dan ilmu parenting. Ilmu yang saya dapat memanglah belum banyak. Hanya sebatas dari buku, grup parenting di media sosial, dan artikel di website online. Saya tidak ada apa-apanya dibandingkan para ayah dan ibu yang sudah belajar ilmu parenting melalui kehidupan yang sebenarnya, entah kalian masih baru atau bahkan sudah bertahun-tahun lamanya.

Maaf, saat kalian membaca surat terbuka ini mungkin terasa geli sekali. Kening kalian akan berkerut menerka-nerka, apa yang akan disampaikan gadis ingusan yang belum merasakan asam manisnya berumah tangga ini. Memang saya sadari, saya ini masih sebatas belajar teori, belum tahu dunia orang tua dan rumah tangga sebenarnya. Tapi melalui teori-teori itulah saya tahu banyak hal yang kurang tepat pada kalian.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar

*) 7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE @zog5070k)
**) Tantangan menulis di hari kedua tentang secuil kisah kebersamaan bersama sahabat

Untuk,

Perempuan yang suatu saat nanti menemukan tulisan ini


Surat ini aku tulis diam-diam. Sengaja tak kukirim link postingan ini kepadamu. Juga sengaja aku tak menuliskannya di kertas lalu kuletakkan diam-diam di depan pintu rumah atau tas punggungmu. Kubiarkan kamu membaca pada jauh-jauh hari nanti saat tanpa sengaja kamu menemukan tulisan ini dan ternyata ada foto kita. Semoga kamu nggak tambah sayang sama aku, dan semoga kamu nggak menangis terharu karena tahu aku sudah mati-matian meluangkan waktu untuk menulis ini. Oke fix, yang tadi itu memang lebay.

Aku pernah menyembunyikan cerita kita di blog ini, akhirnya kamu tau dengan sendirinya. Tiga bulan lalu saat senja kita berada di pantai bersama kawan yang lain, tiba-tiba kamu mengagetkanku dengan pertanyaan, “Kamu pernah menulis tentang aku, kan?” sungguh, saat itu aku malu. Tak tahu harus berkata apa, hanya tawa yang menyambut pertanyaanmu. Lalu balik aku bertanya, “Kok tahu?” Dengan nada percaya dirimu seperti biasanya kamu menjawab, “Pas itu aku firasat aja mau baca blogmu yang lewat di beranda facebook. Ternyata ada aku di tulisanmu.” Ekspresi wajahku mendadak berubah menyadari kebodohanku membagikan tautan di sembarang tempat.

Aku tidak terlalu menyesali, karena yang kutulis bukan sebuah aib. Namun sebuah cerita awal bagaimana waktu itu kita bisa semakin dekat dan lekat sampai sekarang. Berawal dari sebuah organisasi, lalu akhirnya kita saling mengisi.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
*) 7 Hari Tantangan Menulis Basabasi Store (LINE @zog5070k)
**) Tantangan menulis di hari pertama tentang 3 film favorit 


Aku selalu percaya, setiap pertemuan pasti ada alasannya. Begitu juga semua hal yang kita sukai pasti ada alasan yang menyertai. Ada sebuah cerita yang membuat kita ingin mengenangnya melalui lagu, film, atau buku. Entah karena kisah di dalamnya, momen saat memutar lagu atau menonton film kali pertama, atau bahkan seseorang yang mengenalkannya.

Itulah alasannya, kenapa lagu, film, buku, dan hal lain yang kita sukai berbeda-beda dari masa ke masa. Karena perasaan manusia mudah berbolak-balik dan bosan. Bisa jadi, awal tahun lalu suka dengan film Hangout milik Raditya Dika, karena saat itu adalah momen berdua dengan seseorang di bioskop. Lalu berubah bulan ini Hangout masuk kategori film yang menyebalkan karena telah putus hubungan dengan orang tersebut. Setiap kali ingat film Hangout, jadi ingat dengan kenangan pahit. Kurang lebih seperti itu.

Akhir-akhir ini, aku suka dengan hal-hal yang berbau pendidikan. Sebenarnya dulu suka, tapi tidak terlalu excited seperti saat ini. Mungkin karena pada semester tua ini telah dekat waktu pendaftaran program mengajar yang ingin kuikuti. Sehingga berbagai hal yang menyangkut pendidikan aku masukkan list untuk dipelajari, termasuk film. Kita bisa belajar darimana saja, tidak melulu dari buku atau guru. Lingkungan, budaya orang-orang baru, film, dan karakter seseorang bisa mengajari suatu hal jika kita jeli untuk mengamatinya.
Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar

Doc. Pribadi
Mendung sore membayang pada wajah keriputnya. Gelap kelabu kemerah-merahan menyaputi kedua mata cekung yang penglihatannya sudah mengabur. Ada resah yang disembunyikan dalam bilik hatinya. Dalam doa, tersimpan beribu-ribu harapan yang telah lama tersulam seiring bertambah renta usianya. Tak banyak yang dia pinta, hanya menyemoga anak cucu datang ke rumah tuanya. Namun waktu tak kunjung menginginkan temu, kesunyian masih merajai ambang pintu rumah itu.

Ada suara deru motor berhenti di pelataran rumahnya yang terkotori daun-daun kering. Tubuh ringkihnya sudah tak mempunyai daya untuk sekadar memungut daun yang berguguran dari pohon mangganya. Sekali pun dia juga tak terpikir untuk memanen mangga manalagi yang telah ranum di dahan. Itulah kenapa setiap siang sepulang sekolah banyak anak badung yang melempari mangganya dengan batu atau diam-diam memanjatnya. Nenek itu tidak peduli berkilo-kilo mangga telah raib dicuri oleh tetangga, serta mangga busuk berjatuhan sisa dimakan hewan liar.

Dia terkesiap segera berdiri menyambut kedatangan seseorang yang mungkin saja dialah sosok yang dinantinya selama ini. Matanya berbinar-binar menyiratkan kebahagiaan. Belum juga terlihat langkah kaki siapa yang terdengar, dia sudah meyakinkan diri sendiri bahwa itu adalah langkah kaki anak dan cucunya yang terakhir dia dengar lima belas tahun lalu.
Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar
Setiap orang itu unik, memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Sebaris kalimat yang sering mampir di telinga, tapi juga sering menguap di udara. Tak terpatri dalam diri kuat-kuat untuk memotivasi. Jadinya ya seperti ini, keseringan merasa minder dengan kemampuan teman lain yang lebih wow. Sampai lupa bahwa sebenarnya aku mempunyai potensi, sayangnya tidak terlalu kuat keinginan untuk mengasahnya. Terlalu lama terkungkung di zona nyaman sampai lupa caranya keluar.

Dari awal kuliah aku sudah ikut UKM riset dan penelitian sampai sekarang. Sudah tiga tahun aku bergabung dengan mereka. Tapi sayang, sekeren apa pun organisasi yang kita ikuti, jika tidak diiringi dengan kemampuan diri untuk berkembang maka tak akan ada hasil apa-apa. Aku sudah sering mengikuti pelatihan menulis karya ilmiah, bahkan beberapa kali menjadi panitia penyelenggara. Aku dan teman-teman yang sudah lama bergabung setiap seminggu sekali memfasilitasi adik tingkat untuk berdiskusi dan belajar menulis karya ilmiah.

Teori hanya sekadar teori jika materi nasibnya berakhir tertulis rapi di kertas dan tersimpan rapat tanpa pernah dinyatakan menjadi karya. Aku belum bisa, bahkan sekali pun belum pernah mencoba untuk menulis karya ilmiah. Berulang kali ditawari, aku menolak dengan alasan sudah ada deadline lomba lain, yaitu menulis fiksi. Untungnya, organisasiku tidak terlalu ketat. Ketuaku tidak terlalu memaksa, dengan catatan asal aku tetap menulis.
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar

Sumber: www.instagram.com/Semangat.berhijrah

Setiap orang mempunyai lagu favorit untuk didengarkan. Entah karena liriknya yang bagus, menyukai penyanyinya, atau lagu tersebut mewakili perasaannya. Dengan begitu mereka akan mendengarkannya berulang-ulang, bahkan berhari-hari. Rasa suka itu bisa menurun bahkan hilang seiring berjalannya waktu karena manusia mempunyai rasa bosan. Mereka jemu mendengarkan hal yang sama terus-menerus. Namun tidak dengan Al-Quran.

Semua muslim diharuskan membaca Al-Quran sebagai bukti kecintaannya kepada Allah. Dengan membaca atau mendengarkan Al-Quran, serasa sedang bercakap-cakap dengan Allah. Sampai usia senja pun tak akan ada orang yang bilang bosan membaca Al-Quran bertahun-tahun. Malahan semakin sering membacanya, kecintaan terhadap Al-Quran akan semakin bertambah. Jika semua lagu ada masanya, tapi Al-Quran tetap abadi sampai akhir masa.
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Dok. Pribadi

Kemarin ada seorang teman yang melayangkan pesan whatsapp, dia bilang, “Mbak Anik sekarang rajin posting, ya.” Dalam hati aku bilang, “Masa iya sih?” karena merasa, posting di sini masih belum bisa setiap hari. Tapi memang, ini lebih lumayan dibandingkan awal bulan Januari sampai Juni kemarin saat jarang sekali  posting. Paling banyak dua postingan sebulan. Sekarang masih nuansa liburan, jadi mempunyai banyak waktu untuk menulis, pikirku.

Tapi lagi-lagi hati kecilku mengelak, tidak selamanya liburan membuatku rajin. Malah bisa jadi hanya makan, tidur, dan menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan. Ingatan sebulan lalu masih awet saja menggelayut. Aku ingat, saat masuk di grup Relawan Nusantara Malang. Di sana ada anggota yang ternyata seorang blogger expert. Beliau menyarankan untuk menuliskan pengalaman sebagai relawan, entah di blog atau media sosial. Aku memang sudah mempraktikkannya. Sudah beberapa kali aku menulis tentang kegiatan kerelawanan di blog ini dan akun media sosial, tapi menurutku jarang orang yang tertarik dengan tulisan bertema humanisme tersebut. Entah, membosankan atau sudah banyak cerita seperti itu. Itu terbukti jumlah like dan komentar yang lebih sedikit dibandingkan dengan statusku yang malah terkesan alay dan tak jelas.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
#anakDuri
A post shared by retno hening palupi (@retnohening) on Jul 13, 2017 at 5:01am PDT


*Sebelum baca postingan ini, lebih baik baca dulu postingan sebelumnya di Di Sini agar tidak bingung siapa itu Kirana.

Ibok Retno melabeli dirinya sebagai teman main Kirana, karena hampir setiap waktunya digunakan untuk menemani Kirana bermain. Lebih tepatnya adalah bermain sambil belajar. Meskipun banyak orang mengagumi ibok karena keberhasilannya mendidik anak, tapi ibok selalu bilang beliau adalah ibu biasa yang tidak mempunyai keahlian khusus dalam parenting. Beliau juga bukanlah lulusan psikolog, tetapi pernah mengajar di sebuah Playgroup di Yogyakarta. Pengalaman mendidik anak didapat dari sana.

Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Sekitar tiga bulanan ini, hampir setiap hari aku menjadi salah satu followers dan stalker setia akun instagram @Retnohening. Putri Ibok Retno Hening yang bernama Kirana berhasil merebut hati para pengguna instagram, terutama ibu-ibu dan para remaja perempuan. Karena kecerdasan, kelucuan, dan karakternya yang menggemaskan.
www.Instagram.com/retnohening

Di setiap video-video yang diunggah oleh ibok—panggilan Kirana kepada ibunya—memperlihatkan ibok itu adalah sesosok ibu yang lembut, sabar, dan kreatif dalam mendidik anaknya. Mengajari anak usia 3 tahun berbagi, berempati, dan peka terhadap lingkungan.

Selama ini aku hanya melihat dari media sosial tentang beliau. Mengamati setiap foto dan video dengan bumbu captionnya. Aku hanya tahu bungkus luarnya tentang mendidik anak sepandai itu. Banyak pertanyaan tentang ibok yang selalu mampir tapi tak kunjung kudapatkan jawabannya. Aku penasaran, bagaimana cara mendidik anak seperti Kirana, yang terlihat sangat kritis, lebih pandai dan aktif dari anak seusianya.
Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar
www.kartunlucu.com

Masih Bulan Syawal, membicarakan tentang lebaran belum kadaluarsa. Lebaran ini diam-diam aku mengamati sikap anak dan para orangtua saat silaturahmi ke rumah orang, entah itu tetangga atau saudara.

Coba sekali saja kalian mengamati sikap anak-anak yang sedang berkunjung ke rumah kalian, lalu mereka menikmati suguhan yang telah tersaji manis di meja. Ada anak yang cenderung hanya diam tanpa menyentuh sedikit pun meski itu hanya permen. Ada lagi type anak yang lebih aktif, dia mencicipi satu makanan lalu makanan lainnya. Sedikit-sedikit asal rata, mungkin begitu pikirnya. Atau ada juga, seorang anak yang menemukan makanan kesukaannya, lalu memakannya terus-menerus.

Saat melihat itu, hilangkan pikiran buruk tentang anak. Jangan memposisikan kalian sebagai juri yang akan menilai mana tindakan anak yang sopan dan tidak. Nikmati saja melihat mereka dan ajak hatimu untuk memahami. Apa yang kalian pikirkan? Bukankah sebenarnya tingkah mereka itu lucu dan menggemaskan?
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About Me

Foto saya
Anik's Blog
Hi, ini tempat pulangnya Anik. Berisi hal-hal random yang rasanya perlu ditulis.
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Tumblr

Member Of

1minggu1cerita

Categories

  • Blogwalking
  • Calon Ibu
  • FIKSI
  • Flashback
  • Kerelawanan
  • Obrolan Cermin
  • Review Ala-Ala
  • Sudut Pandang Pernikahan

Postingan Populer

  • Rezeki Tak Perlu Dicari
  • Hujan-Hujan di Bulan Juni
  • Inilah 5 Cara Bahagia Jadi Jofis (Jomblo Fi Sabilillah)
  • Menikah itu Bukan Sekadar untuk Memilikinya, tetapi Demi Menambah Kecintaan kepada-Nya
  • (Review) Pertanyaan Tentang Kedatangan

Blog Archive

  • Maret 2024 (1)
  • Februari 2024 (1)
  • Juli 2023 (2)
  • Agustus 2021 (1)
  • Juli 2021 (2)
  • September 2020 (2)
  • Agustus 2020 (4)
  • Juli 2020 (3)
  • Juni 2020 (7)
  • Mei 2020 (17)
  • April 2020 (4)
  • September 2019 (1)
  • Agustus 2019 (3)
  • Juli 2019 (9)
  • Juni 2019 (4)
  • Mei 2019 (3)
  • April 2019 (1)
  • Maret 2019 (7)
  • Februari 2019 (3)
  • Januari 2019 (3)
  • Oktober 2018 (6)
  • Maret 2018 (22)
  • Februari 2018 (14)
  • Agustus 2017 (7)
  • Juli 2017 (11)
  • Juni 2017 (11)
  • Mei 2017 (1)
  • April 2017 (5)
  • Maret 2017 (3)
  • Februari 2017 (4)
  • Januari 2017 (14)
  • Desember 2016 (12)
  • November 2016 (2)

Created with by ThemeXpose