Dunia Kerja
Source: Kaskus.com |
Lalu saat masuk dunia kerja, banyak orang
berlomba-lomba untuk memperbagus CV-nya. Apa prestasi, organisasi yang diikuti,
atau pencapaian lainnya. Namun, saat di meja wawancara kita harus
mempertanggungjawabkan apa yang telah tertulis pada CV. Apakah kualitas diri
kita sebanding dengan semua hal yang telah tertulis. Sampai saat ini aku lebih
suka mengamati orang secara langsung, bukan dari CV atau hanya dari sekadar
wawancara. Meski ada beberapa orang yang memang terlihat sangat menonjol saat
wawancara atau tes ketrampilan. Karena memang dia benar-benar siap untuk menunjukkan
kemampuan yang dia punya.
Di tempat kerjaku ini aku pernah diberikan wewenang
untuk melakukan open recruitment
pegawai karena bagian HRD cabang diserahkan kepada bagian akademik.
Aku membuktikan sendiri, ternyata tata krama dari
orang yang akan melamar kerja ini sangat penting. Dari hal kecil saja mulai
dari cara mengirim e-mail, pesan whatsapp, memberikan konfirmasi kehadiran, dan
hal lainnya mempengaruhi penilaian. Karena kita tidak hanya bekerja untuk
menyelesaikan pekerjaan. Tapi bagaimana kita bisa bekerja sama menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif dengan orang-orang yang memiliki energi positif.
Kita akan berinteraksi dan menyelesaikan masalah bersama-sama, maka sangat
penting bahwa tata krama ini dinilai nomor satu.
Suatu ketika teman kerja baruku yang lolos seleksi ini
bilang begini, “Rezeki itu nggak perlu dicari, karena setiap orang sudah
bagiannya sendiri-sendiri. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa
bermanfaat dengan pekerjaan kita sekarang. Jangan bertanya apa yang kamu
dapatkan, tapi fokuslah pada apa yang bisa kamu berikan.”
Dalam hati, Alhamdulillah aku nggak salah pilih.
Wkwkwk.
Nyari teman kerja yang se-visi misi itu memang nggak
mudah. Katanya, dunia kerja lebih jahat. Senggol kanan kiri nggak masalah, yang
penting kita untung, ada orang yang berpikiran seperti itu. Orang-orang di
dunia kerja lebih kejam gitu bawaannya, eh ini nggak semua tempat kerja, ya.
Aku hanya mengungkapkan apa yang kutahu dan kulihat dari sekitarku. Karena banyak
orang berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan materi. Hal apa saja
dilakukan demi uang, sekalipun itu makan teman.
Aku senang sekali ketika Allah mempertemukanku dengan
teman kerja baru yang satu ini. Yang bisa diajak susah seneng bareng. Wkwk. Dia
mau diajak repot ke sini situ, ngurus ini itu, nggak ngeluh dan
mempermasalahkan fasilitas yang masih minim di kantor kita. Dia bisa legowo
gitu aku ajak berjuang di kantor. Yang paling aku seneng, dia ini bukan tipe
cewek yang manja yang maunya kerjaan enak aja. Haha. Terharuuu aku tu. Ada banyak
hal yang kita laluin tapi aku nggak bisa cerita detailnya di sini karena itu
privasi kantorku. Menurutku nih, orang-orang yang bisa diajak survive itulah orang-orang yang bisa
kita ajak hidup bareng.
0 komentar