Hanya Jembatan
Tadi
pagi saat masih pagi sekali. Embun pun belum kering membasahi daun. Aku melihat
ponsel yang tergetak lemas di meja. Kemarin malam sengaja aku matikan sambungan
internetnya. Sekali aku nyalakan, banyak pesan whatsapp masuk, apalagi dari grup. Dari sekian pesan yang masuk,
ada satu pengirim yang tidak kukenal memancing perhatian. Orang yang baru
kuketahui bernama Mbak Hanna tersebut mengirim pesan seperti ini, “Halo mba anik assalaamualaikum. Mbaa makasih
yaaa surat cinta utk calon anaknya...really inspiring..aku suka banget baca nya
masyaALLAH. Barakallah mbaa.”
Dalam keadaan
masih kacau dan berantakan karena baru bangun tidur, aku tertegun begitu lama
membaca pesan tersebut. Aku balas sekenanya karena nyawa juga belum merasuk
sempurna. Lalu kutanya dia siapa. Lama sekali berjam-jam aku tidak mendapatkan
balasan.
Aku
penasaran dengan surat terbuka keduaku yang beliau maksud itu yang kini dimuat di inspirasi.co. Aku
membukanya ingin tahu bagaimana kabar tulisanku di sana. Adakah komen yang
mampir atau adakah yang melihatnya. Setelah kubuka, aku kaget kageet sekali. Pembaca
tulisan tersebut sudah mencapai 1,2k, barusan sehabis Maghrib aku lihat sudah
1,6k. Maaf masih newbie, lihat angka
segitu sudah heran. Wkwkw Kemarin malam aku sempat kagum dengan penulis surat
terbuka untuk penanam ganja yang sudah mencapai 6,6k. Dan kemarin pun kulihat
viewer tulisanku masih 600-an.
Sebelumnya
aku sempat mengirim tulisan untuk (calon) anakku itu ke Hipwee. (Kukira suratku
yang untuk anak tidak dimuat di inspirasi.co, karena suratku satunya sudah
dimuat. Ternyata malah dimuat semua). Dalam sehari aku kirim di Hipwee
tulisanku sudah dimuat. Dan dalam sehari itu juga aku mendapat notifikasi di
e-mail sudah ada 139 share. Sekarang sudah
mencapai 720-an share. Entah viewer-nya berapa. Karena di Hipwee
hanya diperlihatkan jumlah share. Saat
melihat jumlah angka tersebut aku menyimpulkan bahwa banyak orang yang juga
cemas dengan pergaulan anak masa kini.
Tadi sore
lagi-lagi aku dikejutkan oleh satu pesan whatsapp yang tidak kukenal. Setelah mengucapkan
salam, beliau bilang seperti ini, “Saya
Elis dari Bogor. Tadi pagi saya baca di blog mba perihal Parenting. Di bawahnya
ada bio mba Anik.. Saya ambil kesimpulan bahwa mba Anik berkenan untuk
dihubungi karena mencantumkan nomor hp di sana. Saya ibu muda dengan satu putri
yatim yg notabene agak sulit menghadapinya di banding dengan anak yang lengkap
ibu Bapaknya. Siapa tau mba Anik punya solusi atau pengalaman mengenai ini. Jazaakillah”
Untuk kali
ini perasaanku campur aduk tidak keruan. Sesaat kemudian aku membalas pesannya,
saya masih mahasiswa, ilmu parenting
masih sedikit bla bla seperti itulah pokoknya. Tapi aku mengatakan senang
apabila bunda itu mau berbagi cerita denganku. Setidaknya meskipun aku bukan
pemberi nasehat yang baik, aku bisa menjadi pendengar yang baik.
Setelah
aku tanya ternyata beliau membaca tulisanku yang untuk orangtua. Dari pesan itu
aku mikir, apa aku ini terlihat menggurui di tulisan tersebut. Kok sampai ada
seorang ibu yang meminta solusi. Mungkin beliau beranggapan aku orang yang ahli dalam parenting. Ada rasa bersalah yang menyusup. Apa aku terlihat sok
tahu di tulisan itu.
Belum selesai
aku dikejutkan dengan pesan Bu Elis, ada satu pesan yang masuk dari Mbak Hanna.
Aku tanya beliau asli mana dan apakah masih kuliah atau sudah bekerja. Dan,
jawabannya begitu mengejutkan sekali. “Sekarang
udh kerja sbg trainer parenting dan grafolog..hehe. Aku kebetulan corporate
sama Yayasan Kita dan Buah Hati dr Bunda Elly Risman. Tau kah? Sama lagi jalin
kerjasama dgn Kementerian perlindungan anak dan perempuan...insyaAllah mulai
sept mau keliling 9 provinsi bersama kementrian.”
Seketika
itu juga aku kaget. Allah begitu baik, memperkenalkan aku dengan seseorang yang
tidak aku sangka. Padahal sebelumnya aku sempat penasaran dengan Bunda Elly
semenjak beliau ada masalah dengan penggemar SNSD. Aku lihat di youtube banyak
sekali videp Bunda Elly tentang parenting.
Aku langsung
kepikiran, mungkin Mbak Hanna bisa membantu Bunda Elis. Akhirnya, aku forward pesannya Bunda Elis ke Mbak
Hanna. Dan Mbak Hanna bilang akan membantu memberi solusi. Setidaknya dengan
ini aku bisa mengurasi rasa bersalahku. Serta Bunda Elis tidak membawa tangan
kosong begitu saja setelah menghubungi aku.
Aku
pikir, Allah memperkenalkan aku dengan mereka dalam waktu yang bersamaan karena
ada alasan dibaliknya. Ini analisis orang yang suka berimajinasi karena
kebanyakan nulis cerpen. Wkwkw anggep aja bener ya. Aku Husnudzon aja sama
Allah.
Tentang nomor ponsel yang tertera di bawah tulisanku itu sebenarnya bukan sesuatu yang disengaja. Karena memang saat itu petunjuk pengiriman tulisan dengan mencantumkan biodata diri pada file tulisan. Aku juga tidak menyangka biodataku juga ikut dimuat, padahal tulisan yang lain tidak ada biodatanya.
Kedengarannya
dramatisir sekali mungkin wkwk. Aku hanya menerka-nerka, karena selama ini aku
percaya setiap pertemuan selalu ada alasan. Selama ini Bunda Elis mempunyai
permasalahan yang cukup pelik yaitu mendidik anaknya seorang diri. Tentu mendidik
anak tanpa seorang figur ayah jauh lebih berat. Dan aku adalah jembatan di
antara mereka. Melalui tulisan itulah mereka bertemu denganku, lalu aku
menghubungkan mereka. Selama ini Bunda Elis berdoa agar diberi jalan keluar
atas masalahnya, atau bahkan Bunda Elis tidak mempunyai teman cerita di sana
sehingga memilih orang yang jauh dengannya untuk berbagi.
Bagaimana
pun sebenarnya alasan tentang pertemuan ini, aku percaya selalu ada yang
terbaik dari ini semua. Dari sini juga aku seakan mendapat peringatan untuk mau belajar lebih banyak lagi :)
4 komentar
Masya Allah..
BalasHapusAku sudah baca tulisan kakak di hipwee, inspiratif kak!
Semoga Allah selalu mempertemukan kita dengan orang-orang yang baik ya..
Dan tetap menjadi orang yang bermanfaat.. ^^
Aamiin ya Allah.
HapusTerima kasih kak :)
Semoga kita selalu bisa dipertemukan dan dikelilingi orang-orang baik ya. Tulisan yg keren mba
BalasHapusAamiin ya Allah.
HapusTerima kasih Mbak :)