Masih ada sisa-sisa ingatan saat aku memasuki masa pubertas. Ibu begitu antusias dan was-was. Ibu bilang, “Anakku sudah menjadi dara dewasa.” Masih membekas kepingan memori, saat ibu begitu menggebu-gebu menjelaskan ini-itu dan aku harus begini begitu. Semenjak itu, terlihat sendu yang terlukis jelas di wajah ibu saat aku masih suka menggunakan rok atau celana selutut sepulang sekolah menengah pertama. Ibu dengan sabarnya selalu...
Butiran Candu
15.27 / BY Anik's Blog
Dia bilang, “Jangan mendekat, nanti kau akan mengumpat.” Aku bilang, “Sedikit saja aku ingin menyentuh agar ragaku tak jenuh.” Dia bilang, “Tak perlu, kau tak terbiasa denganku.” Aku bilang, “Tidak ada salahnya jika aku mencoba merasa.” Dia bilang, “Aku tidak bisa merakyat, hanya orang tertentu yang bisa kubuat nikmat.” Aku bilang, “Aku membutuhkanmu seperti mereka yang selalu memburu.” Dia...
Ketika Aku Masih Diingat
05.27 / BY Anik's Blog
Sejauh yang kuingat, seminggu lalu aku dan teman-teman relawan Rumah Zakat telah mengunjungi rumah Mbah Tosi yang bertempat di Arjasa, Jember. Kami berkunjung untuk melaksanakan program Kejutan Bahagia. Meski waktunya sudah lewat, aku tetap merasa memiliki hutang jika belum menuliskannya. Awal melihat foto beliau bersama adiknya yang bernama Mbah Misni, aku merasa iba. Dari kondisi fisik mereka sudah terlihat memprihatinkan. Sebelumnya, tidak terpikirkan...
Laki-Laki Pertamaku
23.47 / BY Anik's Blog
Dia mengayunkan tubuhku tinggi-tinggi. Sampai aku merasa melayang terbang mengangkasa di udara. Tawa kecilku pecah diiringi tawanya yang renyah. Sesekali dia dekatkan hidungnya di ujung hidung mungilku. Lalu pelan-pelan disapukan kumis tebalnya ke pipiku yang masih putih bersih. Aku tertawa geli dibuatnya. Aku bahagia menjadi sosok yang dulu. Gadis kecil berusia tiga tahun yang belum mengerti tentang rumitnya kehidupan. Yang kutahu, aku bermain...
Caraku Mencintaimu
22.31 / BY Anik's Blog
Dia duduk melipat kakinya di hadapanku. Kudapati sendu yang memberati wajahnya. Aku menatap iba. Beberapa kali terdengar dia membuang napas kasar dan aku hanya menggumam. Kalimat tanya yang ingin kuutarakan menggantung di tenggorokan tak terucapkan. “Apa yang kamu lakukan jika orang yang kamu sukai disukai temanmu sendiri?” Tiba-tiba pertanyaannya mengudara. Bola matanya berkaca-kaca. Aku tahu, ada isak yang disembunyikan. Kututup buku yang ada...