Ingatkan Aku Juga, Mbak!
Siang
itu ada pesan whatsapp masuk dari adik kos semasa kuliah dulu. “Mbak, aku mau
curhat,” katanya. “Boleh, cerita aja.” Kupikir dia akan curhat mengenai teman
kuliah atau organisasinya yang menyebalkan, atau manajemen waktunya yang
berantakan. Dia mahasiswi kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat). Tidurnya
selalu di atas jarum jam 12. Dan aku terkejut ketika kali ini dia cerita sebuah
hal yang tak pernah diceritakan sebelumnya kepadaku. Dia mengirimi voice chat panjang yang intinya, “Mbak,
aku kecewa. Aku lagi suka sama orang, tapi ternyata dia suka sama teman
dekatku.” Aku terkekeh mendengarnya. Oh, dia sedang terkena virus merah jambu
rupanya. Tumben sekali, pikirku.
“Kecewa
boleh, tapi bukan karena kamu yang sedang tidak disukainya, tapi karena
laki-laki yang kamu suka itu mengenal kata pacaran. Paham nggak maksudku?” Aku
membalas via voice chat juga.
“Iya,
paham, Mbak. Mungkin ini teguran kali ya dari Allah agar aku tidak mudah
menjatuhkan hati ke laki-laki,” ujar gadis yang mengaku tidak pernah pacaran
itu.
“Iya,
bisa jadi. Syukurlah kalau Allah segera menegurmu. Kamu sukanya juga belum
lama, kan? Jadi perasaannya belum terlalu dalam. Cepet itu mah move on nya.” Aku membumbui tawa di
akhir chatku.
“Aku
mau nitip pesen, boleh?”
“Apa,
Mbak?”
“Nanti
jika kamu suka dengan seorang laki-laki, kamu harus menemukan seribu alasan
kenapa kamu harus menyukainya. Ibaratnya, hatimu tuh masih ada segelnya belum
pernah dinodai sama pacaran. Sayang banget, kalau sampe kamu sembarangan
menjatuhkan hati pada laki-laki yang salah. Cukup aku aja yang nyesel pernah
pacaran, kamu jangan.” Aku terkekeh di akhir pesan suaraku.
“Mbak,
aku pengen nangis dengar pesanmu yang ini.”
Belum
sempat aku membalas, dia mengirimiku sebuah pesan lagi, “Tapi Mbak, ketika kita
suka sama orang sering kita lupa ada Allah yang terduakan.”
“Iya,
benar. Semua perasaan yang belum halal itu hanya ujian. Ujian perasaan itu
memang berat. Kuncinya mendekatkan diri sama Allah. Kadang aku juga lalai jadi
butuh teman untuk mengingatkanku.”
“Ingatkan
aku juga, Mbak.”
*) Ditulis
pagi hari, ketika menyeruput secangkir energen cukup mengenyangkan *ehh bukan iklan ya wkwkw
0 komentar