RIP Tumblr!

by - 17.33


See the source image
smeaker.com


Tumblr adalah media sosial platform blog yang digandrungi penulis dan remaja sekarang ini. Sayangnya, akhir-akhir ini santer berita bahwa Tumblr diblokir karena terdapat banyak konten pornografi. Aku pernah memakai akun ini, tapi tidak terlalu aktif. Hanya sesekali posting lalu kutinggalkan akunku bersarang laba-laba tanpa pernah merawatnya. Meskipun begitu, aku ikut bersedih hati melihat teman-temanku yang kebingungan karena tidak bisa lagi menemukan tulisan penulis favoritnya di sana atau bahkan mereka kehilangan rumah untuk bercerita.

Postingan ini kutulis karena aku melihat banyak sekali story kesedihan teman-teman, entah yang kukenal atau tidak. Aku tahu mereka begitu kecewa, dan aku pernah merasakan di posisi itu. Aku kehilangan banyak sekali dokumen tulisanku di laptop karena virus yang diam-diam menggerogotinya. Beruntungnya, semua tulisanku hampir semua sudah kuposting di blog ini—meski akhirnya semuanya aku hapus beberapa bulan silam.

Aku mulai takut kalau ternyata blogger ini juga diblokir. Karena menurutku, jika alasannya karena pornografi, tentu di situs mana saja sedikit banyak pasti ada konten tersebut. Apalagi blogger yang kita ketahui begitu bebas digunakan oleh siapa saja dengan gratis. Semua media sosial kurasa juga ada konten pornografinya. Karena jujur saja, secara tidak sengaja aku melihat akun-akun dengan gambar tak senonoh itu berseliweran di akun yang direkomendasikan dan explore instagram. Akun dan postingan itu muncul dengan sendirinya tanpa perlu dicari. Yah begitulah, selalu saja ada tangan-tangan jahil yang menggunakan fasilitas untuk hal negatif. Imbasnya, kita-kita yang berusaha memanfaatkan fasilitas untuk berkarya dan kebaikan jadi tak punya wadah lagi.

Akun instagram @sundarihana (buleknya Kirana) yang aktif menulis di Tumblr menuliskan kekecewaannya di Instagram. Dia bilang, aku kehilangan rumah tempat bercerita dan bersembunyi. Tumblr adalah tempat membuang isi pikiranku.

Sama seperti dia, aku merasa di blog ini seperti rumah tempatku berkeluh-kesah. Tempatku bercerita saat tak ada orang lain yang mau mendengar, atau saat hatiku ingin bersuara melalui aksara. Blog ini juga menjadi tempat persembunyian paling aman. Tidak banyak orang mengenalku di dunia nyata yang tahu aku aktif ngeblog di sini. Aku memang sengaja tidak memberitahu mereka dan menyembunyikan segala rasa yang tertumpah ruah di sini.

Berbeda dengan orang lain yang lebih ingin dikenal sebagai penulis atau blogger dengan orang-orang disekitarnya. Bagiku, itu tidak terlalu berarti. Yang terpenting dalam kaca mataku adalah bagaimana aku bisa nyaman menumpahkan segala rasa di sini tanpa ada yang mempertanyakan tentang kebenarannya serta identitas orang yang aku kisahkan.

Aku paling tidak suka jika menulis suatu hal lalu dia bertanya, “Yang ada di ceritamu itu maksudnya si X, ya?” itu adalah hal privasi yang tidak perlu ditanyakan menurutku. Meskipun aku mengumbar beberapa cerita keseharianku di sini, tapi aku tidak pernah membuka identitasnya. Untuk apa? Ya untuk kenyamanan bersama. Aku bercerita di sini bukan bermaksud membuka aib orang, aku hanya ingin bercerita dan meluapkan segala isi pikiran dengan diakhiri sebuah solusi yang aku gali dari diriku sendiri.

Bercerita seperti ini adalah cara untuk berbicara dan menyugesti  diriku sendiri. Caraku untuk mengajak diri sendiri menggali apa yang sebenarnya diriku inginkan. Apa yang sebenarnya aku rasakan. Tanpa tertumpah melalui aksara seperti ini, segala yang dipikiran akan tetap menjadi maya yang sulit untuk ditelusuri. Dengan sudah tersusun rapi menjadi aksara, setidaknya aku bisa memiliki draft dari perasaan dan pemikiranku.

Itulah alasanku aku menyembunyikan blog ini dari teman-teman nyataku. Aku lebih suka orang yang mengenalku di dunia maya yang membaca tulisanku. Karena aku tidak mau jika ada teman dunia nyata membaca tulisanku, mereka ada prasangka atau kesalahpahaman lain. Itu juga alasanku kenapa aku tidak terlalu suka bercerita atau menumpahkan perasaanku di media sosial. Karena media sosialku berisi dengan orang-orang yang kukenal. Serta aku tidak ingin tulisanku berserakan di media sosial yang nantinya menimbulkan hal-hal sensitif seperti komentar-komentar tidak jelas dan tak nyambung. Cukup di tempat ini saja aku mengarsipkannya dengan rapi.

Dan semoga, tempat ini tetap berdiri kokoh tanpa ada yang menutupnya. Jika sampai rumah ini tergusur, aku tak tahu  harus mencari rumah mana lagi untuk kujadikan tempat teduhan hati ini. :’)

You May Also Like

14 komentar

  1. Wah sayang sekali, walaupun udah lama ga aktif tumblr tapi setuju mba semua org bisa saja menyebarkan pornografi malah lbh parah di sosmed karena byk anak2 sudah py akun dan kalau aku emg pengen dikenal suka nulis sih utk menginspirasi teman lainnya😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak jaman sekarang lebih ngeri ya mbak wkwk

      Bagus mbak dikenal jadi penulis. Aku saja yang nggak terbuka sma orang2 disekitarku.:D

      Hapus
  2. kalau blogger di blokir rasanya tidak mungkin karena google punya kantor di indonesia :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oiyaa sih ya. Nggak kepikiran sampe sana :D

      Alhamdulillah kalau gak bakal diblokir mah hehe

      Hapus
  3. Saya pernah patah hati gara2 semua tulisanku di Multiply hilang...karena MP wafat... meski diberi waktu utk memindahkan tulisan, tapi saya gagal memindahkannya... Hanya beberapa saja yg sempat di copy paste. Semua tulisan perkembangan anak hilang deh. Sedih setelah itu mutung setahun lebih gagal move on, malas nulis :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi alhamdulillah sekarang udah bisa move on ya mbak.

      Kehilangan tulisan, foto, atau data pentingn lainnya, itu rasanya beraaatt banget yak. Berasa kehilangan seseorang *eh wkwk

      Hapus
  4. udah di unblok kayaknya.. bisa aku coba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum bisa. Yang bisa hanya akun-akun luar negeri.

      Tapi kalau pake web apa gitu saya lupa, memang bisa dibuka.

      Hapus
  5. Saya gak pernah pakai Tumblr dari dulu. Tapi kalau menyangkut pornografi, bagaimana dengan media lain seperti wattpad?

    Blog juga banyak maybe konten seperti itu. Haduh kalau sampai di blog saya harus gimana? :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. Di manapun sekarang memang tercemari konten seperti itu. Semoga blog ini tidak :)

      Hapus
  6. Balasan
    1. untungnya ya mbak wid. Jadi nggak kena block.

      Hapus
  7. Aku belum pernah pakai tumblr. Kenal blog dan aktif menulis juga baru 2 tahun. Kuharap melalui media ini semangatku menulis tidak padam.

    BalasHapus