Memilih Pilihan

by - 22.09




Ada seorang teman yang bilang, “Kita itu harus keras dengan diri sendiri, tapi harus lembut dengan orang lain.”

Karena musuh terbesar di kehidupan ini adalah diri kita sendiri. Ada hal yang tidak sama sekali kita inginkan, tapi demi kebaikan kita diharuskan untuk melakukannya. Begitu juga sebaliknya. Sulit memang, tapi yaitulah pentingnya untuk memilih atau mengambil keputusan. Kita dilarang memanjakan diri sendiri. Bukan dilarang, lebih tepatnya tidak sering memanjakan diri sendiri. Sekali dua kali diri dan hati kita menuntut akan haknya, tapi di sisi lain ada suatu hal yang kita harus keras dan menolak bahkan menjauh pada suatu hal yang kita inginkan.

Perempuan itu diciptakan oleh Allah dengan sisi kelembutannya. Sifat kalem dan rasa belas kasih yang besar bersemayam pada dirinya. Tapi hidup ini terlalu keras sehingga tidak semua hal harus dihadapi dengan lembut. Ada beberapa kondisi dimana perempuan mau tidak mau harus bersikap keras terlebih pada dirinya sendiri.


Kita memang bisa membohongi orang lain, tapi tidak dengan hati kita sendiri. Tapi ya begitulah, semua ini tentang pilihan. Setiap orang dituntut untuk menjatuhkan pilihannya. Meski kadang, dua pilihan itu sebenarnya tidak layak dijadikan kategori pilihan.

Kamu tahu rasanya menjalankan pilihan yang tidak sesuai dengan hatimu? Rasanya berat seperti membawa beban berton-ton. Hidup tidak lagi seelok bunga sedap malam yang dielu-elukan untuk ditunggu keindahannya. Juga tidak lagi berwarna seperti lolipop yang pewarna buatannya terlalu terang. Hidup hanya seperti bulan yang mau tidak mau harus nampak di langit malam.

Dan yang paling buruk, kita harus mengenakan topeng untuk bersikap keras dan jahat pada orang lain. Itu memang bukan suatu pilihan yang baik. Tapi dijelaskan seperti apa pun tidak ada yang bisa mengerti bahwa semua ini tentang pilihan, bukan keegoisan. Kadang hidup memang seperti itu, kita dipaksa untuk berperan sebagai antagonis.

Kita harus menebalkan muka saat orang lain mengira kita begitu jahat dengan sikap itu, padahal tanpa mereka tahu ada alasan di setiap pilihan. Dan entahlah, sampai kapan kita akan berjalan pada pilihan yang sebenarnya tidak kita inginkan. Dan kapan kita akan memulai hal baru pada pilihan yang telah lama kita idamkan. Atau bahkan, kita harus menerima jika tidak ditakdirkan bersama dengan pilihan kita.
Apapun itu, semoga kita selalu bahagia dengan pilihan kita atau pilihan Tuhan.

*Suatu malam saat kita berada di pilihan masing-masing



You May Also Like

2 komentar

  1. Nah, betul. Terkadang kita harus bersikap keras bahkan ke diri sendiri. Memanjakan diri boleh, tapi jangan terlalu sering sebab dia pasti akan meminta lagi dan lagi. Begitu seterusnya.

    BalasHapus