Hanya Jembatan

by - 19.28




Tadi pagi saat masih pagi sekali. Embun pun belum kering membasahi daun. Aku melihat ponsel yang tergetak lemas di meja. Kemarin malam sengaja aku matikan sambungan internetnya. Sekali aku nyalakan, banyak pesan whatsapp masuk, apalagi dari grup. Dari sekian pesan yang masuk, ada satu pengirim yang tidak kukenal memancing perhatian. Orang yang baru kuketahui bernama Mbak Hanna tersebut mengirim pesan seperti ini, “Halo mba anik assalaamualaikum. Mbaa makasih yaaa surat cinta utk calon anaknya...really inspiring..aku suka banget baca nya masyaALLAH. Barakallah mbaa.”

Dalam keadaan masih kacau dan berantakan karena baru bangun tidur, aku tertegun begitu lama membaca pesan tersebut. Aku balas sekenanya karena nyawa juga belum merasuk sempurna. Lalu kutanya dia siapa. Lama sekali berjam-jam aku tidak mendapatkan balasan.

Aku penasaran dengan surat terbuka keduaku yang beliau maksud  itu yang kini dimuat di inspirasi.co. Aku membukanya ingin tahu bagaimana kabar tulisanku di sana. Adakah komen yang mampir atau adakah yang melihatnya. Setelah kubuka, aku kaget kageet sekali. Pembaca tulisan tersebut sudah mencapai 1,2k, barusan sehabis Maghrib aku lihat sudah 1,6k. Maaf masih newbie, lihat angka segitu sudah heran. Wkwkw Kemarin malam aku sempat kagum dengan penulis surat terbuka untuk penanam ganja yang sudah mencapai 6,6k. Dan kemarin pun kulihat viewer tulisanku masih 600-an.


Sebelumnya aku sempat mengirim tulisan untuk (calon) anakku itu ke Hipwee. (Kukira suratku yang untuk anak tidak dimuat di inspirasi.co, karena suratku satunya sudah dimuat. Ternyata malah dimuat semua). Dalam sehari aku kirim di Hipwee tulisanku sudah dimuat. Dan dalam sehari itu juga aku mendapat notifikasi di e-mail sudah ada 139 share. Sekarang sudah mencapai 720-an share. Entah viewer-nya berapa. Karena di Hipwee hanya diperlihatkan jumlah share. Saat melihat jumlah angka tersebut aku menyimpulkan bahwa banyak orang yang juga cemas dengan pergaulan anak masa kini.

Tadi sore lagi-lagi aku dikejutkan oleh satu pesan whatsapp yang tidak kukenal. Setelah mengucapkan salam, beliau bilang seperti ini, “Saya Elis dari Bogor. Tadi pagi saya baca di blog mba perihal Parenting. Di bawahnya ada bio mba Anik.. Saya ambil kesimpulan bahwa mba Anik berkenan untuk dihubungi karena mencantumkan nomor hp di sana. Saya ibu muda dengan satu putri yatim yg notabene agak sulit menghadapinya di banding dengan anak yang lengkap ibu Bapaknya. Siapa tau mba Anik punya solusi atau pengalaman mengenai ini. Jazaakillah”

Untuk kali ini perasaanku campur aduk tidak keruan. Sesaat kemudian aku membalas pesannya, saya masih mahasiswa, ilmu parenting masih sedikit bla bla seperti itulah pokoknya. Tapi aku mengatakan senang apabila bunda itu mau berbagi cerita denganku. Setidaknya meskipun aku bukan pemberi nasehat yang baik, aku bisa menjadi pendengar yang baik.

Setelah aku tanya ternyata beliau membaca tulisanku yang untuk orangtua. Dari pesan itu aku mikir, apa aku ini terlihat menggurui di tulisan tersebut. Kok sampai ada seorang ibu yang meminta solusi. Mungkin beliau beranggapan aku orang  yang ahli dalam parenting. Ada rasa bersalah yang menyusup. Apa aku terlihat sok tahu di tulisan itu.

Belum selesai aku dikejutkan dengan pesan Bu Elis, ada satu pesan yang masuk dari Mbak Hanna. Aku tanya beliau asli mana dan apakah masih kuliah atau sudah bekerja. Dan, jawabannya begitu mengejutkan sekali. “Sekarang udh kerja sbg trainer parenting dan grafolog..hehe. Aku kebetulan corporate sama Yayasan Kita dan Buah Hati dr Bunda Elly Risman. Tau kah? Sama lagi jalin kerjasama dgn Kementerian perlindungan anak dan perempuan...insyaAllah mulai sept mau keliling 9 provinsi bersama kementrian.”

Seketika itu juga aku kaget. Allah begitu baik, memperkenalkan aku dengan seseorang yang tidak aku sangka. Padahal sebelumnya aku sempat penasaran dengan Bunda Elly semenjak beliau ada masalah dengan penggemar SNSD. Aku lihat di youtube banyak sekali videp Bunda Elly tentang parenting.

Aku langsung kepikiran, mungkin Mbak Hanna bisa membantu Bunda Elis. Akhirnya, aku forward pesannya Bunda Elis ke Mbak Hanna. Dan Mbak Hanna bilang akan membantu memberi solusi. Setidaknya dengan ini aku bisa mengurasi rasa bersalahku. Serta Bunda Elis tidak membawa tangan kosong begitu saja setelah menghubungi aku.

Aku pikir, Allah memperkenalkan aku dengan mereka dalam waktu yang bersamaan karena ada alasan dibaliknya. Ini analisis orang yang suka berimajinasi karena kebanyakan nulis cerpen. Wkwkw anggep aja bener ya. Aku Husnudzon aja sama Allah.

Tentang nomor ponsel yang tertera di bawah tulisanku itu sebenarnya bukan sesuatu yang disengaja. Karena memang saat itu petunjuk pengiriman tulisan dengan mencantumkan biodata diri pada file tulisan. Aku juga tidak menyangka biodataku juga ikut dimuat, padahal tulisan yang lain tidak ada biodatanya. 

Kedengarannya dramatisir sekali mungkin wkwk. Aku hanya menerka-nerka, karena selama ini aku percaya setiap pertemuan selalu ada alasan. Selama ini Bunda Elis mempunyai permasalahan yang cukup pelik yaitu mendidik anaknya seorang diri. Tentu mendidik anak tanpa seorang figur ayah jauh lebih berat. Dan aku adalah jembatan di antara mereka. Melalui tulisan itulah mereka bertemu denganku, lalu aku menghubungkan mereka. Selama ini Bunda Elis berdoa agar diberi jalan keluar atas masalahnya, atau bahkan Bunda Elis tidak mempunyai teman cerita di sana sehingga memilih orang yang jauh dengannya untuk berbagi.

Bagaimana pun sebenarnya alasan tentang pertemuan ini, aku percaya selalu ada yang terbaik dari ini semua. Dari sini juga aku seakan mendapat peringatan untuk mau belajar lebih banyak lagi :)


You May Also Like

4 komentar

  1. Masya Allah..
    Aku sudah baca tulisan kakak di hipwee, inspiratif kak!
    Semoga Allah selalu mempertemukan kita dengan orang-orang yang baik ya..
    Dan tetap menjadi orang yang bermanfaat.. ^^

    BalasHapus
  2. Semoga kita selalu bisa dipertemukan dan dikelilingi orang-orang baik ya. Tulisan yg keren mba

    BalasHapus