Melepas Juli, Memeluk Agustus

by - 18.54

            Berat untuk diakui bahwa ini tulisan pertama di tahun 2021 yang benar-benar sengaja ditulis untuk blog ini. Berlalu sudah separuh jalan tahun ini terlalui, blog ini baru tersentuh. Jahat betul rasanya aku ini, membiarkan tempat pulang bersarang tak terurus. But, aku lagi kangen. Kangen dengan diriku sendiri yang melipir ke kamar untuk selftalk. Kemarin-kemarin rasanya pikiran terlalu riuh sampai aku lupa bertanya dengan diriku sendiri, “Sebenarnya apa sih yang kamu rasakan?”

          Tahun 2021 hadir dengan segala kejutannya. Tahun ini adalah titik balik terbesar yang membuat mataku terbukakan tentang hidup yang sebenarnya. Wiiis, sok dewasa banget euy. Padahal masih baru jadi anak kemarin sore merasakan garam kehidupan. Wkwkw

          Nggak nyangka, Allah masih memberiku usia dan kesehatan sampai saat ini hingga akhirnya masih bisa menikmati oksigen dengan bebasnya. Aku memasuki dunia seperempat abad yang membuat pikiran makin penuh dengan pertanyaan hidup.

          Sejujurnya, selain kangen dengan diriku sendiri, tiba-tiba aku kangen dengan dunia perkuliahan yang memaksaku untuk bikin makalah, presentasi, atau baca buku teori. Aneh ya, padahal dulu ngebet banget pengen cepet lulus biar bebas dari segala macam tugas yang menjemukan. Sekarang giliran aku sudah di titik waktu yang pernah kuinginkan, aku dibuat kangen oleh masa lalu.

          Salah satu keinginan ingin lulus waktu itu biar aku bisa baca novel sepuasnya tanpa dihantui tumpukan buku teori yang melambai-lambai untuk kubaca. Tapi nyatanya, setelah lulus aku jadi makin suka baca buku teori. Nyesel gitu kenapa fasilitas kampus yang menyediakan buku fisik sebegitu banyak dan bagusnya nggak kumanfaatin waktu itu. Kenapa aku cuma tertarik dengan dunia pernovelan yang ternyata makin ke sini aku makin nggak tertarik lagi.

          Oke, gapapa. Aku masih tetap bisa menjangkau bacaan yang kuinginkan. Aku masih bisa membaca buku apapun yang aku sukai dimana pun dan kapan pun. Akan tetapi, rasanya hanya membaca buku tanpa masuk ke ruang diskusi dan menuliskan apa yang telah kita baca itu rasanya hambar. Dulu ngerasa puas banget setelah bikin makalah dan mempelajari isinya terus presentasi dan tanya jawab di ruang kelas. Ya gimana ya, merasa dapat asupan tambahan untuk otakku. Seneng aja gitu bisa ngomong depan orang-orang meski diliputi detak jantung yang berkejaran, keringat dingin, dan tangan yang gemeteran karena dilihatin dosen. Wkwk

          Itu dia alasanku kembali ke blog ini. Iya, mungkin emang sekarang aku belum mendapat kesempatan untuk di posisi seperti itu lagi. Tapi kenapa nggak kumanfaatin blog ini sebagai tempat nulis untuk menampung apa-apa yang pernah aku baca dan terbesit di pikiran. Sebenarnya sudah bikin akun instagram sih yang bahas khusus perbukuan, tapi lama nggak keurus. Komitmennya nih yang harus dikencengin. Sudah gabung di grup menulis juga kan, niatnya nih yang harus dilurusin.

          Terlepas dari hal itu tadi, ada hal besar yang menohokku berulang kali. Apakah itu? Tentang Sadar Penuh Hadir Utuh. Istilah ini aku dapat dari Mas Adjie Santosoputro yang fokus tentang pembahasan Mindfullness.

Source: Google

          Aku tuh sering pas di masa sekarang pengen cepet-cepet ke masa depan. Penasaran di masa depan aku seperti apa dan akan bertemu siapa. Tapi ketika di masa depan, aku jadi kangen dan pengen balik ke masa lalu. Ada banyak hal di masa lalu yang baru saja kusadari dan pahami ketika sudah di masa depan. Andai aja aku dulu begini, begitu, yah gitu jiwa-jiwa menyesalnya jadi keluar.

          Aku mulai disadarkan suatu hal setelah kemarin ada kejadian pas mandi aku lupa sudah sabunan atau belum. Aku ngerasa parah banget. Bilang ke diri sendiri, kamu tuh kemana aja sih sebenarnya. Aku dimana, pikiranku kemana. Hampir nggak pernah sinkron. Nah itu dia yang dinamakan Sadar Penuh Hadir Utuh Dimana kita berada dan apa yang kita lakukan, ya fokus kita ke situ, bukan malah pikiran bergerilya kemana-mana.

          Aku pernah ngintip bukunya Mas Adjie yang berjudul Sadar Penuh Hadir Utuh ini. Dulu pernah nyari di Gramed nggak nemu, katanya udah nggak ada. Nggak tahu kalau sekarang produksi lagi nggak. Jadinya aku ngintip di Google Book. Baca-baca sedikit, intinya sih cara untuk lebih fokus itu ya kita nggak multitasking. Kalau lagi makan yaudah makan aja, rasain apa yang kita makan, fokus sama teksturnya, menikmati kunyahannya. Tidak perlu makan sambil nyekrol instagram. Ya gitu, sama juga dengan ketika sedang aktivitas lainnya harus dinikmati dan disadari.

          Selama ini aku belum sepenuhnya seperti itu, sehingga rasanya apa yang kulakukan cepat berlalu tanpa ada hal-hal yang berarti. Ketika sudah terlewat baru kerasa aja kenapa aku dulu nggak menikmati di masa-masa itu.

          Nggak baik juga kelamaan berkubang di penyesalan tanpa ada perubahan ya, kan. Akhirnya, aku memutuskan untuk menikmati apapun yang sedang kupilih dan kujalani. Yang berlalu tidak akan pernah kembali, jadi ya biarkan yang berlalu hanya rapi di ingatan untuk dijadikan pengingat. Sudah masuk Agustus, cepet ya. Sayang sekali jika 2021 hanya dihabiskan untuk merindu dan menyesali tanpa mengusahakan apa-apa.

          Semoga siapa pun kamu yang membaca ini, kamu menikmati apapun yang sedang kamu pilih dan jalani.

You May Also Like

2 komentar

  1. Haloo mbak, apa kabarnya.. Sudah laama tak jumpa lihat tulisannya, hehe. api gapapa sih, sebab tiap tiap kita pasti punya "kesibukan" masing2 di dunia nyata, kan.

    btw, ditunggu update2 nya kembali..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo Mas, iya nih lamaaa sekali nggak nulis. Karena keenakan nulis pendek di instagram, jadinya blog makin lama nggak keurus.

      Hapus