Surgaku Ada Padamu

by - 22.35

Sumber: Dakwahislam.com

Aku pernah menemui laki-laki yang paling anti dengan wanita berjilbab. Dia lebih suka wanita yang rambutnya terurai panjang. Menurut pengakuan dari temanku sendiri, bahwa wanita berjilbab itu terlalu fanatik dengan agama dan tidak netral. Aku hanya tersenyum mendengarnya, tak ingin mengajak debat terlalu panjang. Padahal dalam hati ada gerimis yang kusembunyikan rintikannya. Miris sekali aku mendengar pengakuan itu.

Ada temanku perempuan. Dia sudah lama dekat dengan seorang laki-laki tapi tak sekali pun pernah mengungkapkan perasaannya. Hubungan mereka tanpa status tapi apa yang mereka lakukan sudah seperti orang pacaran—kencan dan kemana-mana bersama.

Suatu ketika, saat tidak pernah kulihat lagi mereka jalan berdua, aku bertanya kepada temanku tersebut. Dia menjawab, ternyata laki-laki itu tidak ingin mempunyai pacar yang berjilbab. Itulah alasannya kenapa dia tidak pernah mengungkapkan perasaannya dan lalu pergi secara tiba-tiba. Aku memaklumi hal itu. Kutahu laki-laki tersebut mengikuti organisasi kesenian, dan kebanyakan anak-anak kesenian itu mempunyai pandangan yang berbeda tentang Islam (tapi tidak semua anak kesenian seperti itu).


Ada beberapa type laki-laki yang membuatku heran dan tertegun beberapa saat. Saat magang koperasi, salah satu temanku antar-jemput oleh pacarnya. Saat itu banyak tugas di koperasi yang harus dikerjakan, sehingga waktu Salat Dhuhur kami tidak tepat waktu. Sebelum pulang, kami berencana salat terlebih dahulu agar pulang lebih tenang. Tapi temanku yang satu tadi sudah dijemput pacarnya dan diminta buru-buru keluar koperasi. Temanku mengeluh nanti tidak bisa salat. Lalu aku sarankan untuk berhenti di mushola atau masjid di jalan. Dia menjawab, pacarnya pasti tidak mau kalau disuruh berhenti untuk salat. Alasannya karena memakan waktu. Tidak berkomentar apa-apa. Aku hanya diam karena kaget ternyata ada type laki-laki seperti itu.

Satu lagi aku ingin ceritakan tentang teman kosku. Saat itu aku sedang berhalangan, sehingga waktu Salat Tarawih aku gunakan untuk mengerjakan tugasku di kamar teman. Aku berada di dekat temanku yang sedang chatting dengan pacarnya. Temanku sengaja membaca chatting pacarnya dengan suara. Dia memang kebiasaan seperti itu.

Isi chattingnya adalah sebuah perintah agar si perempuan tidak perlu Salat Tarawih di masjid agar bisa keluar berdua malam itu. Kuperhatikan, si perempuan tidak pernah Salat Tarawih karena hampir setiap malam mereka habiskan berdua entah kemana.

Aku sama sekali tidak jealous dengan keromantisan itu. Malahan aku merasa miris. Ada ya laki-laki seperti itu. Meskipun Salat Tarawih itu ibadah sunah, tapi Allah sudah menawarkan banyak pahala jika kita mau melaksanakannya.

Banyak sekali perilaku laki-laki yang membuatku geli mendengar cerita-ceritanya. Dalam hati ada perasaan takut jika kelak aku mendapat suami yang seperti itu. Tidak menyuruhku untuk menutup aurat, malah memberi uang untuk meluruskan rambut. Membiarkanku jika berpakaian yang serba terbuka.

MasyaAllah, aku sedih sekali jika kutemui seorang istri mewarnai rambutnya, mengukir alisnya, dan menyemprotkan wewangian yang aromanya mengoar ke segala penjuru arah. Tapi si suami merasa bangga memiliki istri yang kecantikan dan kemolekannya diumbar untuk semua mata laki-laki.

Aku takut, jika kelak aku jatuh pada laki-laki yang salah. Aku pernah resah jika tak kudapati surga pada suamiku. Jarum jam yang selalu berputar menambah detik usia dunia ini membuat perilaku manusia menjadi tak terkendali nafsunya.

Aku memang belum menjadi wanita yang baik dan solehah. Tapi tidak salah jika aku mengharapkan laki-laki yang baik agamanya. Laki-laki yang senantiasa mengingatkan aku jika melenceng dari jalan Allah.

 Aku pernah merasakan bagaimana rasanya tersesat dari jalan yang benar. Sungguh, tidak ada yang lebih nyaman dan menenangkan selain memiliki suami yang bisa menuntun dengan baik.


Aku memang belum bersuami, tapi pernah khilaf menjalin hubungan dengan laki-laki yang (maaf) kualitas agamanya belum baik. Tidak ada ketenangan yang kudapatkan. Dan aku tidak ingin itu terulang lagi.

You May Also Like

3 komentar

  1. Subahanallah...
    sama seperti mimpi saya, semoga Allah mempertemukan kita dengan lelaki yang akan bersama kita menuju surgaNYA.
    salam kenal

    BalasHapus
  2. Subahanallah...
    sama seperti mimpi saya, semoga Allah mempertemukan kita dengan lelaki yang akan bersama kita menuju surgaNYA.
    salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Salam kenal mbak :)

      Mimpi tentang jodoh kah? :D

      Hapus