Pernikahan Impian yang Absurd

by - 20.53


Aku nggak tahu apa semua orang sama absurdnya seperti aku. Suka memimpikan sesuatu yang absurd, aneh, dan nggak pada umumnya. Mungkin aku terbawa oleh suasana novel dan film yang sering kukonsumsi. Dimana otakku dipengaruhi untuk membayangkan, lalu masuk ke alam bawah sadar dan menjadi hal yang kuimpikan.

Semasa kuliah dulu rasanya aku nggak terlalu sempat untuk memikirkan jodoh, lebih tepatnya saat aku masuk di organisasi relawan. Karena setiap hari yang kupikirkan adalah kuliah, rapat, dan agenda untuk kemaslahatan umat. Apalagi aku dikelilingi oleh orang-orang hebat yang semangat dakwahnya kuat. Semacam ada rem saat hatiku mulai terbawa pada perasaan yang belum halal. Karena dulu banyak kesibukan, jadinya aku tidak terlalu memikirkan jodoh dan perasaan.

Baru akhir-akhir ini saat lebih sering seorang diri, aku berandai-andai tentang sebuah impian pernikahan. Baik, kuceritakan ya apa saja impian tersebut. Impian itu identik dengan sesuatu hal besar atau amat tinggi yang ingin dicapai setiap orang. Ya namanya aja impian absurd, jadi mungkin nanti impianku nggak setinggi atau sebesar apa yang ada di bayangkan kalian. Tapi kedengarannya malah aneh.

Aku pernah membayangkan kelak jodohku adalah pembaca setia blog ini. Wkwk. Padahal nih blogku ada yang baca atau nggak aja aku nggak tahu. Kenapa aku berkeinginan seperti itu? Ini bermula saat aku mengetahui salah seorang dari komunitas menulis yang pernah kuikuti menikah dengan laki-laki yang setia membaca blognya. Aku juga pernah menemui suatu postingan dari Chaliq Hermawan, suami dari Sundari Hana Respati (Buleknya Kirana @Retnohening kalau kalian tahu). Jadi, si bulek Hana panggilan akrab dari Sundari Hana ini mempunyai hobi menulis di instagram dan Tumblr. Setelah menikah beberapa bulan kemudian, Pak Lik Hermawan mengunggah sebuah foto dengan caption yang berisi pengakuannya bahwa beliau menyukai Bulek Hana yang amat jujur dengan tulisan-tulisannya. Bulek memang sering menulis tentang kesehariannya di Tumblr. Dan tulisan yang ditunjukkan Paklek di caption itu adalah tulisan bulek yang bercerita tentang pengalamannya saat terkena skoliosis dan harus di operasi. Di tulisan itu bulek bercerita tentang ketakutannya jika tak ada laki-laki yang bisa menerima apa adanya.

Baca captionnya paklek tu aku jadi ikut meleleh gitu, apalagi akhir captionnya seperti ini saya lah orang ke 2 yang akan mencintai dan menyayangimu sepenuh hati. Uuuu, so sweet kan. Wkwk



Awal ku jatuh cinta.... Waktu saya berkenalan dengan bapak nya di akhir Desember 2016, bapak tanya ke saya bagaimana saya bisa mengenal dan memahami Hana sedangkan saya hanya ketemu sekali. Tulisan-tulisan Dek Hana yang membuat saya mampu mengenali Hana. Tulisan-tulisan dia di blog (Sisa Kemarin Tumblr) selalu tulus apa adanya dia. ............ Dari tulisan-tulisan Hana lah aku mulai Jatuh Cinta. Tulisan dibawah ini disadur dari salah satu cerita dalam blog Sisa Kemarin. Tangisnya Bapak. Aku bikin Bapak nangis dua kali. Februari 10 tahun lalu dan pertengahan tahun 2012 lalu. Februari, 2006. Setelah operasi skoliosis, dokter masuk ke kamar. Memberi arahan tentang pantangan dan saran. Salah satunya tidak boleh melakukan olahraga apapun. Spontan aku yang entah lugu entah dungu waktu itu bilang, “Hah? Terus saya ambil nilai olahraga gimana?!” Bapak balik badan. Kemudian kembali dengan mata yang agak basah. Pertengahan 2012 lalu, ini sebenarnya cerita bodoh dan memalukan. Curhatnya anak perempuan tentang lelaki lain pada Bapaknya. Curhatan anak perempuan yang khawatir tidak ada lelaki yang memilihnya karena keadaan fisik yang tak ada kurangnya ini. Dipegangnya bahu kanan dan kiriku. Dipijatnya perlahan. Katanya, “Dek, jangan khawatir. Sampai kapan pun…sampai kapanpun… Bapak sayang sama adek. Sayang kali Bapak tu sama adek…” Ya Allah…malu sekali rasanya. Apalah perasaan Bapak mendengar kekhawatiran-kekhawatiran anaknya yang tidak masuk akal waktu itu. Tapi jangan-jangan Bapak di dua waktu tersebut sebenarnya menahan tawa, dalam hati bilang “Yaelah Nduk…” sama kayak aku sekarang kalau mengingat 2 kejadian itu. “Yaelah Han…” Pak, nanti nangis sekali lagi ya. Pas adek akad nikah. .............. Dek @sundarihana , saya lah orang ke 2 yang akan mencintai dan menyayangimu sepenuh hati.
A post shared by Nur Chaliq Hermawan (@chaliq_hermawan) on

Aku sempat membayangkan ketika ada orang yang mengintaiku melalui blog ini. Mengikuti cerita keseharianku di sini. Mencuri baca tentang perasaanku yang tercurah di sini. Namun, jika pun itu benar terjadi, aku sangat merasa dicurangi. Selama ini dia bisa menghilangkan dahaga kerinduannya dengan mampir di blog ini, sedangkan aku tak pernah tahu siapa dirinya dan bagaimana cara mengikuti cerita-cerita tentangnya.

Aku pernah membayangkan pernikahan adalah hal yang menyenangkan. Dimana aku akan berkeliling dengan suamiku ke tempat-tempat baru. Lalu kita akan saling bertukar cerita dan informasi mengenai tempat tersebut. Kita akan sama-sama merekam melalui memori ingatan masing-masing bahwa kita pernah singgah ke berbagai tempat. Atau dia seseorang yang mempunyai hobi memfoto, lalu membawa kameranya kemana-mana dan mencuri ekspresiku untuk diabadikannya dengan lensa kamera. Tak pernah diunggah di media sosial, tetapi disimpan untuk dinikmati sendiri manis senyumanku. WKWKWK.

Aku juga pernah merasakan senangnya bisa berkencan dengan suami di toko buku atau perpustakaan kota. Lalu kita akan saling memberi informasi tentang buku-buku terbaru dan yang bagus untuk dibaca. Kita akan berlama-lama di sana mendiskusikan tentang halaman-halaman buku yang sudah habis kita baca tanpa mempedulikan petugas perpustakaan atau pegawai Gramedia yang envy melihat romantisme kita cekikikan berdua di sela obrolan.

Atau aku pernah melukiskan angan kita berdua mampir di sebuah kafe. Aku memesan minuman coklat dingin dan dia memilih kopi pahit. Lalu berdua sibuk masing-masing dengan laptop kita. Sama-sama memiliki kesukaan menulis, maka kita saling memberikan waktu satu sama lain untuk berkencan dengan tulisan-tulisan. Lalu suatu hari, blog adalah media kita untuk saling berbagi cerita dan momen selain tujuannya juga ingin dibagikan kepada orang lain. Atau bisa juga di sore hari saat aku sudah mandi dan berdandan cantik menunggu kedatangannya pulang kerja, aku mendapat sebuah email dari dia dan mengucapkan selamat sore atau mengirim puisi singkat yang mengatakan bahwa dia sudah tidak sabar bertemu denganku setelah seharian lelah bekerja. Dia sudah tidak sabar merasakan kopi pahit kesukaannya atau makanan ringan hasil eksperimenku di dapur siang hari.
Aku ingin setiap dia pulang kerja selalu ada kejutan-kejutan kecil di meja makan, entah itu masakan kesukaannya atau makanan aneh yang resepnya baru kucoba. Dan dia mengatakan “selalu enak” padahal rasanya masih sederhana.

Suatu sore saat duduk berdua menunggu adzan Maghrib atau menjelang tidur, dia selalu bertanya tentang apa saja yang sudah kulakukan, buku atau film apa yang kubaca, atau apa yang ingin kutulis besok. Aku juga akan bertanya bagaimana pekerjaannya. Lalu kami saling memuji dan mengucapkan terima kasih untuk kejutan-kejutan kecil yang saling kita buat.

Nggak tahu kenapa, aku ingin menulis ini. HAHA.

Nggak penting sih, tapi aku ingin kelak nanti setelah menikah kuingin membaca ulang tulisan ini. Apakah nanti impian absurdku ini bisa terwujud.

Yang jelas aku harus menyadari, bahwa dalam pernikahan tidak hanya tentang bahagia tapi juga duka bersama. Pernikahan tak melulu tentang keindahan yang kuidam-idamkan. Tapi kelak, bersamamu aku akan lebih kuat untuk melalui dalam situasi apa pun.

You May Also Like

0 komentar