Manajemen Emosi dengan Hobi

by - 22.59


Setelah Isya’ tadi aku melihat status wa seorang teman tentang hobi barunya yaitu menggambar. Sebenarnya buka hobi baru, dia sudah lama menyukainya tetapi akhir-akhir ini kesukaan itu mulai dia tekuni lagi.

Saat aku mengatakan, “Lagi senang menggambar, ya?”

“Lagi coba-coba aja nih. Semua kucoba, doodle, lettering, caligraphy,” jawabnya.

“Aku dari dulu feeling jiwamu itu di seni,” balasku. Dia bekerja sebagai bagian akuntansi kantor cabang bimbingan belajar ternama di negara ini. 

“Soalnya aku orangnya nggak bisa diatur, ya,” katanya sambil mengirim emotikon tertawa.

“Bukan begitu, gimana ya jelasinnya.” Aku bingung menanggapi balasannya. Memang sulit untuk mendeskripsikan penilaianku.

“Padahal pas jaman SMK aku vakum karena tidak punya alat-alatnya, sekarang kuturuti aja semuanya.”

“Soalnya udah punya pemasukan, ya,” candaku.

“Sebenarnya menggambar itu untuk manajemen stress.”

“Berhasil?”

“Bisa jadi, stress ku teredam dengan baik. Aku jadi merasa santai gitu.”

“Mungkin aku akhir-akhir ini emosian gara-gara emosiku tidak terlampiaskan dengan baik, ya,” balasku.

Dari percakapan dengannya aku sadar, selama ini banyak perasaan, pemikiran, dan emosi yang mengendap dalam diriku. Tidak pernah aku lampiaskan kepada siapa pun atau apa pun. Yang ada aku malah berlari dari emosi itu, aku mencari kesibukan lain. Setelah aku selesai dengan kesibukan, emosi itu akan menghinggapiku lagi. Menggerogoti lagi pertahanan diriku. Bukan mengobatinya, tapi malah memeliharanya dengan baik.

Sekarang aku percaya kebenaran artikel tentang menulis bisa membuat awet muda. Memang benar, setiap kali setelah menulis ada energi buruk yang terlepaskan. Serasa plong lega gitu. Unek-unek di hati sudah hilang. Meski menulis tidak membantu banyak menyelesaikan masalah, setidaknya bisa membantu untuk mengontrol emosi.




You May Also Like

0 komentar