Pertanyaan yang Tak Perlu Jawaban

by - 18.10

“Hal apa yang paling kamu sesali dalam hidup ini?” tanyanya di sebuah pesan.
“Aku butuh waktu seharian untuk menemukan jawaban,” balasku.
“Terlalu lama.”
“Aku tidak bisa menjawab cepat.”
Dia seperti tombol switch yang mengalihkan apapun dengan cepat, termasuk kali ini mengalihkan obrolan untuk masuk pada ceritanya.
“Ada 2 hal yang paling aku sesali. Padahal aku jarang menyesali apa yang sudah terjadi,” jawabnya tanpa sempat aku balik bertanya hal apa yang dia sesali.
Percakapan berlanjut membahas tentang hal-hal yang dia sesali. Dan dia tidak lagi menagih aku untuk menjawab. Kubiarkan ruang percakapan ini miliknya.
Sembari menanggapi ceritanya, aku merasa tidak menjawab pertanyaannya adalah pilihan yang tepat, meski sebenarnya aku juga tidak tahu akan menyuguhi dengan jawaban apa.
Aku jadi tahu, dia bertanya kepadaku bukan ingin tahu tentangku, tapi untuk menceritakan dirinya sendiri. Kalau seandainya tadi aku menjawab, aku tahu aku tidak akan mendapat tanggapan apa-apa, mungkin obrolan akan langsung beralih pada ceritanya.
Nanti lain hari jika dia bertanya lagi, aku sudah tahu apa yang harus kukatakan. Aku akan bilang, “Tidak perlu bertanya jika sebenarnya kamu tidak ingin tahu. Mau cerita apa, cerita aja, aku mau dengar.”

You May Also Like

0 komentar