Inem Mood

by - 21.18

Hasil gambar untuk gambar mood
Source: mix.com



Aku itu tipe orang yang moody. Kalau lagi males, ngapain aja ogah. Sekalipun ngerjain tugas, pasti mepet banget deadline. Sukanya pacaran sama kasur. Kalau lagi rajin, sekosan aja bisa aku bersihin. Eh bener lho ini. Temen sekamarku pernah heran sendiri sama tingkah anehku. Kalau lagi rajin, aku suka bersihin dapur kosan atau nyapu ngepel kamar, cuci baju seabrek pun hayuk aja. Ada perasaan berbeda setelah aku berhasil membersihkan sekelilingku. Rasanya niat dan tenaga terkumpul semua.

Postingan ini terinspirasi dari salah satu postingan di instagram @bukaalbum. Ada yang bercerita di akun itu yang direpost oleh admin judulnya Inem mood. Jadi ceritanya, si penulis apabila sedang mengalami jenuh atau pusing dengan pekerjaan selalu break sejenak dari pekerjaannya lalu membersihkan meja kerja dan sekelilingnya. Dengan waktu 30 menit sampai sejam moodnya bisa kembali lagi membaik. Saat membaca itu aku merasa sedang ngaca. Kok kayaknya aku banget ya.

Dan entah apa cuma aku yang ngerasain ini atau teman-teman yang lain juga. Ketika diri kita dan sekeliling kita bersih rasanya keimanan kita semakin membaik. Awalnya yang malas ibadah, sholat ditunda-tunda, lalu tiba-tiba saja serasa baterai keimanan terisi penuh. Akhir-akhir ini aku suka membaca atau mengikuti hidup minimalis dan zero waste. Awal mulanya aku tidak sengaja menemukan bukunya Marie Kondo yang membahas tentang seni bersih-bersih. Lucu aja baca judulnya THE LIFE CHANGING MAGIC OF TIDYING UP SENI BERES-BERES DAN METODE MERAPIKAN ALA JEPANG. Pikirku masa beres-beres aja ada seninya sih. Pendahuluan di buku itu diceritakan bahwa dengan memiliki tempat yang bersih dan penataan barang yang baik, maka akan mengubah kualitas hidup kita, mood dalam diri kita juga akan terjaga dengan baik. Membaca itu aku langsung kepo, masa iyaya.

 

Meskipun sampai sekarang aku belum menerapkan metode Marie Kondo ini karena bentuk almariku yang tidak recommended, tapi aku sudah mulai hidup minimalis. Memilah barang yang sudah lama tidak aku gunakan untuk diberikan kepada orang lain yang lebih membutuhkan. Membeli barang yang memang dibutuhkan saja, bukan hanya untuk sekadar keinginan.


Kapan-kapan aku cerita lagi pengalaman hidup minimalis dan zero waste,ya. Kalau lagi males-malesan coba memaksakan diri untuk membersihkan sekitar, siapa tahu moodnya bisa kembali. Aku menyimpulkan bahwa apa yang ada di sekitar kita adalah cerminan dari dalam diri kita. Apabila kamar berantakan pasti saat itu hati juga sedang tak keruan. Maka dari itu kita mulai menata hati dengan menata barang-barang yang ada di dalam kamar kita.



You May Also Like

0 komentar