Mendengar dengan Hati

by - 14.17


Hasil gambar untuk gambar mendengar dengan hati
Source: Hipwee.com

Seingatku dulu awal-awal ngeblog aku pernah cerita tentang alasanku kenapa membuat blog. Entah di postingan yang mana aku lupa atau bahkan sudah kuhapus. Sebenarnya di blog ini sudah ada ratusan tulisan, tapi dengan sangat terpaksa aku hapus karena menurutku banyak tulisan alay sebelumnya wkwk. Maklum karena waktu itu aku membuat blog sejak SMA, ya begitulah ya anak SMA.

Kuulang lagi siapa tahu ada dari kalian yang belum membaca. Jadi aku ini adalah orang yang introvert, dimana aku lebih suka berdiam diri. Sebenarnya bukan tidak ada yang kuceritakan, tapi aku hanya memilih beberapa orang terdekat yang kupercaya untuk mendengar ceritaku. Nanti jika kamu baru menemuiku, aku akan menjadi orang yang super diam. Tapi jika kamu sudah akrab dan lama bertemu denganku, aku akan bercerita apa saja denganmu sekalipun itu tentang rasa sakit digigit semut atau kebiasaan burukku menuang air sampai tumpah. Hal sepele apa pun akan kubagikan kepadamu. Rasanya aku tidak akan melewati perjalanan hidupku tanpa kubagikan denganmu.

Aku memiliki beberapa teman dekat yang sampai sekarang aku tidak bisa berbohong kepada dia. Sekalipun aku menutupi kesalahan burukku, ujungnya aku selalu cerita ke dia. Karena aku sudah terbiasa untuk membagikan kisahku kepadanya. Namun, jika kita tak saling akrab atau dekat, hanya mengenal sebatas say hello atau basa basi. Sedikit pun perasaanku tak akan kubagikan kepadamu. Aku akan terlihat sebagai manusia yang tanpa ekspresi. Hidupku dilihat orang-orang flat.


Tanda jika aku nyaman dengan seseorang adalah aku akan banyak bercerita kepada orang itu. Ada beberapa hal yang membuatku mengurungkan diri untuk terbuka dengan seseorang. Pertama, orang tersebut tidak menghargai ketiga aku bercerita. Kedua, dia lebih suka dominan dalam pembicaraan. Ketiga, memberikan respon yang tidak nyambung atau alakadarnya.

Aku paling tidak suka dengan orang yang suka didengar tapi tak mau mendengarkan. Pun meskipun dia mendengarkan, kadang dia hanya mendengar dengan telinganya, bukan hatinya. Atau aku tak dianggap ada di sebelahnya. Ketika dia bercerita aku menatap matanya. Menutup ponselku dan duduk khidmat mendengarnya berceloteh, lalu ketika aku merespon dan balik bercerita, dia malah sibuk dengan ponselnya atau hanya merespon “oh” “Hm, jadi gitu.” “Oh, iya sih.” Lalu dia sibuk lagi untuk menceritakan dirinya tanpa memberi jeda untuk aku melanjutkan ceritaku.

Kalian pernah nggak sih ketemu orang, sudah cerita panjang lebar eh ternyata dia respon begini, “Eh, iyaya aku juga pernah ngalamin itu, jadi waktu itu bla bla bla.” Endingnya, malah dia yang curhat. Sebel kan.

Rasanya aku buang-buang tenaga kalau berbicara panjang lebar tapi tidak digubris.  Untuk apa yak an?

Nah, akhirnya aku memutuskan untuk membuat rumah blog ini. Segala apa pun yang ingin kukatakan, opini, atau perasaan akan kutumpahkan di sini. Ada yang baca atau tidak, terserah. Direspon atau tidak, aku akan tetap nulis. Ya karena ini rumahku, tempat aku memulangkan segala ceritaku.

Sebenarnya alasanku menulis ini karena aku sedang sebal dengan seseorang, dimana teman ini menemuiku hanya karena ada maunya. Bukan murni untuk bertemu denganku, tapi karena dengan main ke tempatku dia bisa melakukan kesukaannya. Gitulah ya pokoknya. Sampai akhirnya aku mikir, yaelah aku cuma jadi batu loncatan. Kupikir ke sini beneran mau main nemuin aku. Di tempatku pun dia tidak mengajakku mengobrol, tapi sibuk dengan ponselnya. Ketika aku mencoba memulai obrolan, dia menanggapi hanya sekadarnya. Ibarat kata nih, aku cuma untuk dijadikan pajangan yang penting ada orang, biar dia nggak merasa kesepian.

Tapi lagi-lagi ada sisi hatiku lain yang berbicara, apapun niatnya dia datang untuk main, setidaknya Allah memberikan aku ladang pahala untuk berbuat baik, entah itu untuk tersenyum, menawarkan minum, atau memberikan tempatnya berteduh dan istirahat.

Aku pernah dengan ungkapan ini dari seorang teman, “Aku tidak akan memperlakukan orang lain sesuatu yang tidak aku suka.” Misalnya nih, kalau kita tidak mau dicuekin orang saat ngobrol dengan bermain ponsel, maka jangan lakukan itu kepada orang lain.

Aku sudah sering menjadi pendengar, sebenarnya asyik juga lho mendengarkan orang-orang. Karena kita bisa tahu sudut pandang setiap orang yang berbeda-beda. Allah menciptakan satu mulut dan dua telinga, itu tandanya Allah ingin kita banyak mendengar, bukan berbicara. Ada banyak orang yang ingin didengar, bukan diri kita saja. Dunia ini bukan tentang kita seorang, maka beri jeda untuk mendengar orang lain dengan hatimu. Oke?


You May Also Like

0 komentar