facebook twitter instagram Tumblr

Anik's Blog

Pixabay.com

Beberapa hari lalu ada seseorang yang bertanya kepadaku, “Kapan nikah?” kupikir dia bercanda atau hanya sekadar basa-basi. Lalu aku menjawab, “Cariin jodoh dong!” Dia tertawa. “Nunggu apa?” tanyanya lagi. Kali ini ada nada mendalam dari ucapannya. Aku merasa pertanyaannya memang serius ditujukan kepadaku bukan hanya sekadar basa-basi untuk meledek.

“Aku belum percaya dengan laki-laki,” jawabku dengan suara berat.

“Kenapa? Pernah disakiti?” tanyanya mengimbangi nada seriusku.

“Iya,” suaraku masih memberat.

“Yakin kamu nggak percaya kalau ada laki-laki yang nggak akan menyakiti kamu?”

“Percaya, kok. Bapakku kan yang kamu maksud?” Dia tertawa renyah ketika aku tahu maksud arah pembicaraannya kemana.

“Minta petunjuk sama Allah,” katanya.

“Selalu,” jawabku sekenanya.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Baca judulnya pasti dikira aku akan membahas mengenai kekisruhan yang sedang terjadi. Memang iya, tapi bukan kisruh di Tanah Abang, melainkan kisruh pada pikiranku karena media sosial. Aku nggak akan berbicara politik di sini. Aku sangat tahu bahwa politik bukanlah kapabilitasku. Sehingga selama ini aku lebih memilih diam, hanya mendengar, membaca, dan mengamati saja dari sekelilingku. Bersuara hanya pada orang-orang yang tepat untuk kujadikan teman bicara, tidak ke sembarang orang agar tak jadi salah paham. Aku tidak ingin menjadi orang yang sok tahu.

Kecamuk dalam diriku diawali tadi sekitar pukul 11 siang. Aku memang orang yang rajin mengintip media sosial sembari mengerjakan tugas di tempat kerja. Sesekali tak hanya mengintip, tapi juga memposting sesuatu karena tiba-tiba ada ide yang mampir. Sayang kalau menguap begitu saja tak tertuliskan, apalagi aku ini orangnya pelupa. Jadi, aku sering menunda tugas kerjaan hanya untuk posting di media sosial. Tulisan-tulisan ringan yang tiba-tiba mampir di pikiran. Lalu siang tadi instagramku tak bisa di-refresh. Kupikir karena paketanku. Ternyata bukan, kucoba aplikasi yang lain bisa. Sampai aplikasi instagram ku uninstal berulang kali. Ponsel aku restart. Hasilnya tetap sama. Bahkan, beberapa jam kemudian aku juga mendapati whatsapp eror. Namun, youtube dan aplikasi lain tetap lancar jaya. Dua aplikasi ini memang sering down karena beberapa hal. Kucoba tanya ke beberapa orang yang ada di kantor, katanya media sosial mereka aman-aman saja. Lalu aku mempercayai bahwa ini ada kesalahan pada ponselku.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Aku pergi berulang kali, lalu kembali juga berulang kali. Semoga aku tak meninggalkan lalu lupa untuk kembali. Lupa pada rumah ternyaman saat hati mulai merapuh ketika permasalahan datang. Miss you rumah blogku yang sudah lama tidak aku sapa, hanya aku intip saja sebagai pengobat rindu.

Seperti biasa, aku selalu kembali dengan cerita yang di awali ketidakenakan. Entah, aku sedang sedih, bingung, cemas, atau galau seberat-beratnya. Tapi kali ini, aku tidak sedang ada masalah yang rumit. Aku tidak ada pikiran yang memaksa untuk dipikirkan. Alhamdulillah, hidupku baik-baik saja. Hanya saja, aku merasa bersalah dengan diriku sendiri. Aku merasa telah menciderai diriku sendiri. Ketika banyak pikiran di kepala yang berputar-putar dan menyeruak untuk dituliskan, aku malah diam. Tak bergerak untuk segera mengetikkan. Aku malah menuruti keegoisanku untuk bergelung di kemalasan.

Dan hari ini, aku kembali lagi.

Tentang menulis dan kepuasan diri. Aku ingin bercerita tentang itu hari ini. Bermula dari ungkapan orang-orang di sekitar yang selalu membujukku untuk mau menulis buku. Para sahabat dekat yang bertanya, kapan aku membuat buku. Jujur, rasanya untuk menerbitkan, eh nggak itu masih terlalu berlebihan. Progress nulis aja dulu ya, sebelum ke proses menerbitkan ada proses perjuangan yang panjang yaitu menuliskannya. Untuk menulis buku itu adalah suatu hal yang berlebihan untuk seseorang yang semangat nulisnya naik turun ini. Apalah aku yang tulisannya masih amburadul, ruwet, belum jelas alur dan pesannya. Masa iya mau nulis buku. Blog aja jarang dikunjungi, nulis di instagram aja nunggu kalau ada mood. Itu masih terlalu muluk-muluk untuk diriku ini.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About Me

Foto saya
Anik's Blog
Hi, ini tempat pulangnya Anik. Berisi hal-hal random yang rasanya perlu ditulis.
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Tumblr

Member Of

1minggu1cerita

Categories

  • Blogwalking
  • Calon Ibu
  • FIKSI
  • Flashback
  • Kerelawanan
  • Obrolan Cermin
  • Review Ala-Ala
  • Sudut Pandang Pernikahan

Postingan Populer

  • (Katanya sih) Quarter Life Crisis
  • Ingin Menikmati Hidup
  • MENERIMA DENGAN UTUH (2)
  • Sudut Pandang Pernikahan: Apakah Mencintai itu Perlu?
  • Blogwalking

Blog Archive

  • Maret 2024 (1)
  • Februari 2024 (1)
  • Juli 2023 (2)
  • Agustus 2021 (1)
  • Juli 2021 (2)
  • September 2020 (2)
  • Agustus 2020 (4)
  • Juli 2020 (3)
  • Juni 2020 (7)
  • Mei 2020 (17)
  • April 2020 (4)
  • September 2019 (1)
  • Agustus 2019 (3)
  • Juli 2019 (9)
  • Juni 2019 (4)
  • Mei 2019 (3)
  • April 2019 (1)
  • Maret 2019 (7)
  • Februari 2019 (3)
  • Januari 2019 (3)
  • Oktober 2018 (6)
  • Maret 2018 (22)
  • Februari 2018 (14)
  • Agustus 2017 (7)
  • Juli 2017 (11)
  • Juni 2017 (11)
  • Mei 2017 (1)
  • April 2017 (5)
  • Maret 2017 (3)
  • Februari 2017 (4)
  • Januari 2017 (14)
  • Desember 2016 (12)
  • November 2016 (2)

Created with by ThemeXpose