Masih Tentang Menulis
Kemarin-kemarin sudah semangat mau nulis lalu
tiba-tiba ada suatu urusan, sampe kelelahan dan akhirnya males nulis lagi. Di
sebuah akun instagram influencer, aku
menemukan instastory-nya berupa
ajakan untuk saling mengirim link blog dan nanti satu sama lain akan blogwalking. Menurutku ini penawaran
menarik, ketika tiap hari ada yang baca blogku maka aku akan lebih semangat
untuk menulis. Tapi sayangnya, grup Line yang telah dibuat oleh beliau tidak
cukup untuk mendongkrak semangatku. Nyatanya, tidak sesuai bayangan di awal. Yang
ada malah aku nganggurin grup Line, dan aku masih tetap rajin sibuk dengan chat
dan notifikasi Line. Padahal niat awalnya aku download Line agar bisa masuk di
grup itu, ternyata malah bubar konsentrasiku dengan chat-chat yang masuk.
Dulu juga pernah waktu semangat-semangatnya nulis, aku
ikut komunitas nulis online OWOB (One Week One Book). Jadi seminggu sekali di
komunitas itu diharuskan membaca buku apa saja, lalu diposting foto dan review
kita tentang buku itu. Namun, sekalipun aku tidak pernah memposting. Pertama,
alasannya karena kamera ponselku tidak terlalu bagus untuk foto. Kedua, ya
begitu emm lagi malas baca. Padahal aku sudah sempat masuk di grup
whatsapp-nya. Anggota di dalamnya ada ratusan orang. Setiap jam grup itu
dipenuhi oleh ratusan chat. Aku kuwalahan mengikuti pembicaraan di dalamnya. Akhirnya,
aku keluar dari grup dan tidak lagi mencantumkan pamflet OWOB di Instagramku.
Pencantuman pamflet ini sebagai bukti bahwa kita menjadi anggota dalam komunitas
online tersebut.
Setelah kupikir-pikir, sebenarnya mengikuti komunitas
dimana pun atau kelas berbayar semahal apa pun, apabila kita tidak mempunyai
komitmen yang kuat dalam diri kita ya tetap saja tidak bisa berkarya atau
menulis dengan konsisten. Ada banyak orang yang berjuang mengumpulkan
semangatnya sendiri, tapi dia bisa konsisten dari awal. Ini nih pentingnya kita
menyemangati diri kita sendiri.
Setahun terakhir aku merasa hidupku hampa tanpa
menulis. Entah, mungkin karena menulis sudah mendarah daging dalam kehidupanku.
Konon katanya, apabila kita merasa ada
yang kurang ketika tidak melakukan suatu hal maka hal itu sudah menjadi bagian
dalam diri kita. Dan itu kurasakan ketika aku mulai tidak menulis lagi,
menulis apa pun itu. Setahun belakangan banyak hal yang kulakukan, aku sempat
ke sana ke sini, ada banyak hal kupikirkan, ada banyak hal yang menakjubkan,
tapi rasanya semua itu percuma ketika aku tidak pernah menuliskannya. Aku selalu
merasa kosong ketika hidupku lewat begitu saja tanpa pernah aku tulis cerita di
dalamnya. Sebenarnya hal itu sudah kusadari sejak lama, tapi nyatanya aku tak
cukup kuat mengajak diriku untuk bangkit dari kemalasan. Terlalu kuat
gravitasinya menarikku.
Aku merasa dengan menulis aku bisa memberikan suatu
hal yang bermanfaat untuk orang lain. Sampai aku merasa tertampar dengan
ungkapan seorang kawan, bagaimana bisa konsisten kalau memulai saja sulit. Begitu
katanya yang membuatku berpikir dalam-dalam sampai saat ini.
Maaf ya kalau beberapa hari ini aku sudah dan akan
bercerita tentang kemalasanku menulis yang itu-itu saja. Setidaknya aku
menulis.
0 komentar