facebook twitter instagram Tumblr

Anik's Blog


harian.analisadaily.com

Aku turun dari bus dengan membawa barang bawaan yang lumayan banyak. Ini memang sudah menjadi kebiasaan rutinan anak rantau setiap liburan. Membawa pakaian, makanan yang ibu jejalkan di kantong kresek, dan oleh-oleh khas kota untuk teman dekat. Aku malas bergelung dengan kemacetan arus balik liburan. Sehingga lebih memilih melakukan perjalanan di malam hari.

Seperti biasa, saat satu kaki sudah turun dari bus, banyak orang datang berebut penumpang. Mulai dari sopir taksi, angkot, dan ojek. Karena ini sudah larut malam, bahkan sudah masuk dini hari, sopir yang datang tidak sebanyak saat siang.

 “Taksi, Mbak.” Aku tersenyum dan menggeleng menolaknya.

“Mbak, ojek, Mbak.” Ada bapak-bapak berkumis tipis berjalan sejajar denganku.

“Tidak, Pak.” Aku tersenyum menolaknya halus.

Lalu dia mundur dan pergi mencari target penumpang lain.
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar

Aku mengamatinya dari jarak sedekat ini. Menikmati setiap lekuk wajahnya yang telah berkerut, pipi cekung, rahang kokoh, dan rambutnya yang mulai beruban.

Aku memang rindu berada di dekatnya seperti ini. Ingin menciumnya, tapi kuurungkan. Atau hanya melingkarkan tangan pada tubuhnya, aku merasa sangat malu. Bukan karena apa-apa, tapi karena aku sudah dewasa. Dan sudah lama tak melakukannya. 

Sudah lama aku tak merasa geli saat pipiku disapu dengan kumis tebalnya. Atau tangan kasarnya mengusap wajahku saat memandikan.

Kuselimuti tubuhnya yang mulai menggigil kedinginan—seperti yang dilakukannya padaku saat  masih sekamar dengannya sewaktu kecil dulu.

Aku menatapnya begitu lama menangkap raut-raut kebahagiaan. Lebih tepatnya, kebahagiaan yang selama ini dibuat-buat. Ah, tidak. Mungkin dia memang bahagia dengan versinya sendiri. Kebahagiaan yang sulit kupahami maknanya.
Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar
Doc. Pribadi

Aku berjalan tergesa-gesa keluar dari sebuah mushola kecil di dekat Jalan Malioboro. Berjalan dengan serius menatap layar ponsel yang terang menyala.

“Mbak di mana?”

Kukirimkan sebuah pesan whatsapp pada seorang teman yang kukenal kurang lebih tiga tahun lalu melalui facebook. Wanita asli Jogja yang belum pernah kutemui ini, sering berkomunikasi denganku melalui media sosial dan koresponden. Usia kami terpaut kurang lebih lima tahun.

“Aku di depan plang tulisan Jalan Malioboro.”

Kubaca balasan pesannya. Aku melihat sekitar. Tak kutemui seseorang yang mirip dengan foto yang dikirimkannya tadi siang.

Dia selama ini tidak pernah mengunggah fotonya di media sosial. Sehingga aku sulit untuk mengenali wajahnya. Berkali-kali aku melihat foto yang dikirimkannya.
Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
                                                                                                            
Lirih kudengar ada suara yang menyenandungkan lagu dari dalam. Kupandangi lekat-lekat pintu kayu yang ada di hadapanku. Kuangkat tangan menyentuh daun pintu. Aku ragu-ragu.

Belum sempat tanganku mengetuk, pintu coklat itu dibuka oleh pemilik kamar. Ada raut kekagetannya yang tertangkap jelas. Aku segera melukis senyum menyambutnya.

“Alis!” Dia menyebut namaku masih dengan ekspresi keterkejutan.

“Aku boleh tidur di kamarmu malam ini?” Segera aku membuka suara agar dia tidak berpikir macam-macam tentang keberadaanku yang diam-diam di depan kamarnya.

“Kau takut tidur sendirian di kamar?” tanyanya dengan sedikit menahan tawa.

“Malam ini terasa lebih horor dari biasanya. Kau tahu sendiri kan liburan ini hanya ada kita berdua di kos sebesar ini?”

Kali ini dia tertawa lepas sambil membukakan pintu lebar-lebar. “Ayo masuk!”

Aku melihat sekeliling kamarnya yang selama ini belum pernah kumasuki. Tercium wangi lemon dari pengharum ruangan yang menggantung di dekat meja.
Share
Tweet
Pin
Share
9 komentar
Newer Posts
Older Posts

About Me

Foto saya
Anik's Blog
Hi, ini tempat pulangnya Anik. Berisi hal-hal random yang rasanya perlu ditulis.
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Tumblr

Member Of

1minggu1cerita

Categories

  • Blogwalking
  • Calon Ibu
  • FIKSI
  • Flashback
  • Kerelawanan
  • Obrolan Cermin
  • Review Ala-Ala
  • Sudut Pandang Pernikahan

Postingan Populer

  • Rezeki Tak Perlu Dicari
  • Hujan-Hujan di Bulan Juni
  • Inilah 5 Cara Bahagia Jadi Jofis (Jomblo Fi Sabilillah)
  • Menikah itu Bukan Sekadar untuk Memilikinya, tetapi Demi Menambah Kecintaan kepada-Nya
  • (Review) Pertanyaan Tentang Kedatangan

Blog Archive

  • Maret 2024 (1)
  • Februari 2024 (1)
  • Juli 2023 (2)
  • Agustus 2021 (1)
  • Juli 2021 (2)
  • September 2020 (2)
  • Agustus 2020 (4)
  • Juli 2020 (3)
  • Juni 2020 (7)
  • Mei 2020 (17)
  • April 2020 (4)
  • September 2019 (1)
  • Agustus 2019 (3)
  • Juli 2019 (9)
  • Juni 2019 (4)
  • Mei 2019 (3)
  • April 2019 (1)
  • Maret 2019 (7)
  • Februari 2019 (3)
  • Januari 2019 (3)
  • Oktober 2018 (6)
  • Maret 2018 (22)
  • Februari 2018 (14)
  • Agustus 2017 (7)
  • Juli 2017 (11)
  • Juni 2017 (11)
  • Mei 2017 (1)
  • April 2017 (5)
  • Maret 2017 (3)
  • Februari 2017 (4)
  • Januari 2017 (14)
  • Desember 2016 (12)
  • November 2016 (2)

Created with by ThemeXpose