facebook twitter instagram Tumblr

Anik's Blog

 

Sejak tahun 2019 aku mengenal Zero Waste melalui Instagram. Aku lupa bagaimana awalnya hatiku bisa tersentuh untuk beralih hidup dengan minim sampah. Meski dulu dari sekolah dasar aku mendapat materi tentang reuse, recycle, atau reduce, pada akhirnya materi itu hanya berakhir di bangku sekolah. Karena tidak ada percontohan dalam kehidupan sehari-hari. Baru di tahun 2019 itu aku menyadari ini ternyata yang dimaksud materi IPA-ku dulu.

Dari situ mulai pelan-pelan membaca kantong belanja sendiri, bawa kotak makan ketika membeli jajan atau makanan. Lalu akhirnya berlanjut sampai sekarang menggunakan sedotan stainless steel, sabun alami lerak, membuat eco enzyme dan lainnya.

Lalu entah tahun berapa dan bagaimana awal mulanya aku jadi kenal dengan Jurus Sehat Rasulullah (JSR) di akun dokter @Zaidulakbar. Memulai untuk memperbaiki apa yang kita makan, tidak hanya halal namun juga thoyyib. Mengobati suatu penyakit juga menggunakan herbal, tidak langsung dengan obat-obatan.

Aku juga jadi tahu tentang pentingnya menanam dan beternak dari akun Instagram @Britaniasari. Beliau memberikan pembekalan pada warga sekitar untuk menanam mandiri di depan rumah agar bisa mengurangi biaya belanja dan bisa makan sayuran organik.

Semakin berjalannya waktu aku jadi menemukan banyak akun yang campaign hidup sehat dengan berbagai macam rupa. Entah itu ada yang membuat konten tentang makanan, olahraga, atau kesehatan hati. Hingga hari ini aku menemukan konten Instagram milik mbak Diana Hemas tentang grounding/nyeker yang memiliki banyak manfaat baik untuk tubuh entah itu balita sampai dewasa.


View this post on Instagram

A post shared by Diana Hemas Sari (@dianahemass)

Segala hal yang kutemukan tersebut membuat aku berpikir ternyata semakin maju peradaban, membawa kita pada kehidupan yang memang menawarkan banyak kemudahan tapi juga banyak mudharat-nya. Contoh kecil saja tentang mencuci menggunakan detergen, efeknya adalah bisa mencemari perairan. Dan baju yang sering terkontaminasi dengan zat kimia lalu menempel di kulit kita juga akan berbahaya untuk kesehatan. Kita belum membicarakan deodoran, parfum, sabun mandi, dan lain sebagainya. Lalu tentang grounding, salah satu followers Mbak Diana Hemas menceritakan ada seorang kakek yang setiap hari ke sawah dengan nyeker, beliau sehat sampai usianya 100 tahun lebih. Urusan umur memang ada di tangan Allah, tapi sebagai manusia tugas kita adalah berikhtiar untuk menjaga titipan tubuh ini, bukan?

Ditambah lagi pagi ini aku menonton video tentang Kampung Naga di Tasikmalaya yang masih kental dengan ke-tradisionalannya. Kampung ini menolak masuknya lampu dan teknologi. Bahkan, rumah mereka terbuat dari kayu, bambu, atap dari ijuk dan sabut, lalu bagian bawah dilandasi dengan batu. Ketika daerah tersebut gempa, rumah mereka aman karena pondasinya tidak ditanam di dalam tanah. Keren, ya.



Dari sini aku semakin penasaran bagaimana detailnya nenek moyang kita dulu hidup. Mereka yang menggantungkan hidup dari alam, tapi hidup mereka sehat dan usianya lebih panjang. Dulu belum banyak muncul berbagai macam penyakit karena makanan mereka masih real food seperti buah, ubi, jagung, dan lainnya, bukan malah makanan yang sudah banyak diproses seperti sekarang.

Semakin ke sini hidup semakin mudah, tapi membuat manusia semakin bergantung dengan cara instans sehingga mengurangi gerak tubuh yang akhirnya menimbulkan masalah kesehatan.

Dan sekarang hidup minimalis, zero waste adalah moto hidup yang digaung-gaungkan dan mungkin menjadi trend di masa depan karena melihat masalah masa kini yang sudah semakin kompleks.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

 

Mungkin ada dua tahun terhitung aku tidak menulis dan mengunjungi blog ini. Lagi-lagi kesepian yang membuatku kembali lagi ke sini. Sebelum menulis postingan ini, aku melihat sejenak beberapa tulisan teman lama. Dulu ada beberapa yang suka menulis kejombloannya di blog, lalu sekarang ternyata sudah menikah aja. Ternyata waktu berjalan sangat cepat.

Berulang kali refleks bilang ke diri sendiri, aku masih gini-gini aja. Segera kutepis pernyataan itu. Mungkin kalau dibandingkan dengan orang lain, aku akan kalah jauh. Banyak teman yang sudah menikah, memiliki anak, kerja di BUMN, jadi PNS, punya usaha, atau bahkan sudah punya rumah sendiri. Sedangkan aku, belum menjadi salah satu yang aku sebutkan di atas.

Tetapi pencapaian itu ada yang adakalanya juga bukan hanya tentang materi, tapi juga perihal kedewasaan. Lebih baik memang aku tidak membandingkan diriku dengan yang lain, tapi dengan diriku yang sebelumnya.

Untuk menjadi Anik yang sekarang, aku harus melewati perjalanan yang sangat terjal. Allah lebih tahu untuk mengasah mentalku memang harus dengan ujian yang berat. Diuji dengan kehilangan, rasa takut, sakit, dan lain sebagainya. Ternyata itu semua mencetak Anik yang sekarang yang jauh berbeda dengan Anik dulu yang labil, emosional, dan tergesa-gesa. Meski sekarang Anik juga masih akan terus berproses untuk menjadi lebih baik lagi.

Bagaimana aku bisa menjadi seorang istri, ibu, pengusaha, atau berhasil memiliki rumah sendiri, jika aku saja masih labil dan childish. Allah lebih tahu, yang aku butuhkan saat ini adalah perbaikan diri dulu. Bukan harta, jabatan, atau kebahagiaan duniawi yang semu.

Di usia 25 tahunku di 2 tahun lalu rasanya takdir seakan bilang, “Selamat datang di hidup yang sesungguhnya.”

Ternyata ya memang benar, menjadi dewasa tidak semulus yang aku dulu kira. Tapi bukan berarti, menjadi anak-anak akan terus menyenangkan. Apapun itu, proses dalam hidup ini tidak perlu disesali. Mau tidak mau, suka tidak suka, hidup akan terus berlanjut dengan segala tantangannya.

 Anik, tulisan pertama di tahun 2023.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About Me

Foto saya
Anik's Blog
Hi, ini tempat pulangnya Anik. Berisi hal-hal random yang rasanya perlu ditulis.
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Tumblr

Member Of

1minggu1cerita

Categories

  • Blogwalking
  • Calon Ibu
  • FIKSI
  • Flashback
  • Kerelawanan
  • Obrolan Cermin
  • Review Ala-Ala
  • Sudut Pandang Pernikahan

Postingan Populer

  • Teman Hijrah yang Nyaman dan Elegan: Rosmala Comfort Syar'i
  • RIP Tumblr!
  • Balada Gadis Introvert
  • Hanya Jembatan
  • Andaikan Media Sosial Tanpa Status

Blog Archive

  • Maret 2024 (1)
  • Februari 2024 (1)
  • Juli 2023 (2)
  • Agustus 2021 (1)
  • Juli 2021 (2)
  • September 2020 (2)
  • Agustus 2020 (4)
  • Juli 2020 (3)
  • Juni 2020 (7)
  • Mei 2020 (17)
  • April 2020 (4)
  • September 2019 (1)
  • Agustus 2019 (3)
  • Juli 2019 (9)
  • Juni 2019 (4)
  • Mei 2019 (3)
  • April 2019 (1)
  • Maret 2019 (7)
  • Februari 2019 (3)
  • Januari 2019 (3)
  • Oktober 2018 (6)
  • Maret 2018 (22)
  • Februari 2018 (14)
  • Agustus 2017 (7)
  • Juli 2017 (11)
  • Juni 2017 (11)
  • Mei 2017 (1)
  • April 2017 (5)
  • Maret 2017 (3)
  • Februari 2017 (4)
  • Januari 2017 (14)
  • Desember 2016 (12)
  • November 2016 (2)

Created with by ThemeXpose