Tes Mental Mahasiswa

by - 22.31



Alhamdulillah, masih bisa ngodop selama 13 hari ini. :)

Sebenarnya udah siap-siap mau tidur, karena nanti malam niatnya bangun awal buat sahur. Btw, teman-teman puasa Ayyamul Bidh (Pertengahan bulan) yuk dari Kamis-Sabtu ini.

Dari Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah bersabda, “Puasa tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.”

Sebenarnya postinganku kali ini  ingin bercerita tentang sesuatu yaitu  dosen. Biasalah, anak semester akhir bahasannya kalau nggak skripsi ya dosen. Makluminlah ya. :D Kalau ada anak semester akhir yang baca, semoga tulisan ini bisa bermanfaat. Atau anak semester muda mungkin tulisan ini bisa buat persiapan nantinya. Bahasanku memang belum jauh-jauh dari dosen pembimbing yang killer sih.

Jadi gini, dosen pembimbingku bahkan hampir keseluruhan temanku tuh nyeremin. Maksudnya, mereka sering marah-marah nggak jelas ke kita. Sebenarnya nggak pas skripsi aja sih, pas waktu kuliah juga gitu. Mereka selalu punya celah untuk menyalahkan kita. Meskipun kita sudah benar pun mereka selalu mencari-cari cara untuk menyalahkan atau memarahi. Mahasiswa diam atau nurut sebenarnya bukan karena tidak punya sanggahan, hanya saja kami terlalu malas untuk berdebat dengan seseorang yang jelas-jelas pasti kita kalah karena kedudukan.


Akan tetapi, sebenarnya dosen berlaku seperti itu bukan karena sifat aslinya yang suka marah atau menyalahkan mahasiswanya. Karena nih, dosen sebenarnya hanya ingin menjadikan kita orang yang kuat, nggak males-malesan, dan bisa mempertanggungjawabkan apa yang kita kerjakan. Menurut pengalamanku dan pengakuan beberapa teman, dosen yang killer adalah dosen yang memotivasi mahasiswanya untuk terus belajar. Dosen yang terlalu nyantai dan enak, kebanyakan mahasiswanya juga gampangin. Jadinya mahasiswanya nggak ada kemajuan.

Aku pernah denger cerita dari guru bahasa Indonesia sewaktu SMK. Ceritanya waktu itu beliau sedang bimbingan skripsi dengan dosen. Pertama kali menyodorkan proposal, banyak revisian yang didapat. Lalu bimbingan kedua juga sama seperti itu sampai bimbingan ketiga. Sampai-sampai guruku bingung dengan maunya dosenku yang selalu saja menyalahkan mahasiswanya. Entah dengan tujuan apa, bimbingan yang keempat, guruku menyodorkan proposal yang pertama kali dia sodorkan tanpa revisi. Dan mengejutkan, oleh dosennya di acc. Saat bercerita itu, seisi kelasku ngakak.

“Dosen itu sebenarnya hanya mengetes mental kita,” cerita guruku waktu itu.

Jadi nih, buat kalian yang stress karena omelan, makian, dan hal lain yang tidak mengenakkan dari dosen. Percayalah, dosen kalian sebenarnya berhati hello kitty kok. Mereka nggak mau kalau kalian terlalu nyantai dan nggak serius, jadinya cara mereka ya seperti itu buat mendidik kalian. Lagian, kan kalian bukan anak kecil lagi yang harus selalu dituntun dan disuapin. Kita sebagai mahasiswa yang sudah terhitung menjadi manusia dewasa, sudah selayaknya kita mendewasa dengan cara orang dewasa pula. Kehidupan selanjutnya setelah lulus itu lebih keras dari perlakuan dosen kalian, gaes. Anggap saja ini pemanasan hehe. :D

You May Also Like

2 komentar

  1. Saya sepakat. dosen itu tidak ada apa apanya. Kalau kita terjun dimasyarakat itu sudah lebih parah lagi

    BalasHapus