Teman Main Kirana

by - 15.35

A post shared by retno hening palupi (@retnohening) on


*Sebelum baca postingan ini, lebih baik baca dulu postingan sebelumnya di Di Sini agar tidak bingung siapa itu Kirana.

Ibok Retno melabeli dirinya sebagai teman main Kirana, karena hampir setiap waktunya digunakan untuk menemani Kirana bermain. Lebih tepatnya adalah bermain sambil belajar. Meskipun banyak orang mengagumi ibok karena keberhasilannya mendidik anak, tapi ibok selalu bilang beliau adalah ibu biasa yang tidak mempunyai keahlian khusus dalam parenting. Beliau juga bukanlah lulusan psikolog, tetapi pernah mengajar di sebuah Playgroup di Yogyakarta. Pengalaman mendidik anak didapat dari sana.


A post shared by retno hening palupi (@retnohening) on


Pertama kali mengenal Kirana dari seorang teman kos, yang pertama geli sekali adalah saat tahu bahwa Kirana memanggil Ibu Retno dengan sapaan Ibu dengan ketambahan aksen jawa menjadi Ibok. Sebenarnya tidak ada yang salah. Hanya saja penasaran. Padahal Kirana dan orangtua tinggal di Timur Tengah lebih tepatnya di Muscat, Oman. Kenapa ibok tidak berinisiatif mengajari anaknya memanggil Mom (karena Kirana sudah biasa Bahasa Inggris dari kecil) atau Umi. Ibok lebih memilih Jawa menjadi identitas (Ibok asli keturunan orang Jawa). Meskipun Kirana sudah fasih Bahasa Inggris, dan beberapa kali di video terlihat Kirana belajar Bahasa Arab, ternyata Ibok juga tetap mengajarinya Bahasa Jawa. Dengan saudara pun, Kirana memanggil adik ibok dengan sebutan bulek dan memanggil orangtua ibok dengan eyang.

Padahal ada anak selebgram asli Indonesia, tinggalnya di Indonesia memanggil orangtuanya dengan sebutan Mom dan Dad. Memanggil saudara-saudaranya dengan Aunti dan Uncle. Malahan seorang anak artis Indonesia ada yang tidak bisa berbahasa Indonesia. Memang disengaja dari kecil dibiasakan berbahasa Inggris.

Inilah yang membuat aku salut dengan Ibok. Meskipun berdomisili di luar negeri, tapi tetap menanamkan jiwa nasionalisme pada Kirana. Dari video yang pernah diunggah, terlihat Kirana menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Aku Anak Indonesia dengan mengenakan baju Aku Cinta Indonesia.

Ada beberapa tingkah gadis berusia 3 tahun ini yang membuat gemas, misalnya dia pernah memarahi ibok karena tidak memakai jilbab saat di dalam rumah. Dia mengatakan, “Ada om, om, di bawah Ibok. Tutup! tutup!” Sambil melihat om-om dari lantai atas tempat tinggalnya. Dia juga pernah mengomeli ikan di akuarium karena sudah larut malam tak kunjung memejamkan matanya, “Fish bobok fish. Sudah malam.”

Saat itu pernah kejadian, ada orang yang mengatai Kirana dengan Dog di komentar instagram. Ibok selama ini selalu terbuka dengan anaknya. Dan menceritakan perihal ini kepada Kirana. “Kirana, ibuk sedih kemarin di instagram ada yang bilang Kirana itu seperti Dog.” Tak disangka, jawaban Kirana membuat ibunya tertawa geli. “Kirana bukan Dog, tapi cat. Miauuw.. Miauuww.” Semenjak saat itulah Kirana dipanggil baby cat oleh followers.

Lebaran kemarin saat mudik ke Indonesia, Kirana keluar untuk membeli bakso dengan ibok dan ayah. Saat menemui orang yang sedang merokok, dia mengomel di depan ibok sambil menunjuk-nunjuk orang tersebut. Begitulah, selalu ada hal-hal mengejutkan yang dia perbuat. 

Pernah suatu malam, ibok menidurkan Kirana sambil menghafalkan surat Al-Kahfi. Dibaca berulang-ulang oleh beliau, tapi belum juga hafal. Ternyata dari tadi Kirana memperhatikan ibok dan malah dia lah yang hafal. Otak batita memang mudah menghafal dengan cepat. Dengan nada cadelnya, Kirana juga sering membaca Surat Al-Fatihah dan Ayat Kursi.

Karena itulah, setiap harinya banyak followers yang menanti-nanti video Kirana. Banyak orang ramai melukiskan love di postingan ibok, dan tak sedikit juga yang me-repost. Sehingga postingan dari tahun lalu pun masih bisa dijumpai di urutan paling atas pada kolom pencarian.

Ibok pernah bercerita dalam postingannya, cara ibok mendidik anak itu bukan hanya sekadar dari perintah untuk mengajari kebaikan, tapi bagaimana anak bisa belajar langsung dari sekitarnya. Saat mereka melihat orang-orang yang ada di sekelilingnya, anak akan lebih menangkap tentang keadaan sebenarnya. Kalau hanya sebatas teori dari tulisan atau lisan, pasti akan menguap terlupakan.

Itulah mengapa, ibok sering sekali mengajak Kirana mengobrol tentang banyak hal yang bisa dipahami anak seusia Kirana. Dari kecil, Kirana memiliki dermatitis atopi atau eksim (eczema) yang menyebabkan timbul ruam-ruam merah di kulit, bahkan ada masa ketika kulit Kirana bisa seketika lecet dan berdarah akibat digaruk. Tak jarang pipi, tangan, dan kaki Kirana merah dan banyak bekas luka.

Ibok sudah melatih Kirana untuk menerima keadaan dirinya sendiri dengan mengajari menjawab pertanyaan orang-orang tentangnya. Dalam salah satu videonya, ibok pernah bertanya kepada Kirana. “Kirana, kalau ada yang bilang Kirana pipinya kok merah-merah, bagaimana?” Dengan polosnya Kirana menjawab, “Ndak papa, I like myself.” “Kalau ada yang bilang nose-nya Kirana pesek gimana?” “Ndak papa, I like myself.”

Sepertinya terlalu banyak yang aku ceritakan tentang Kirana, lebih enaknya kepoin sendiri di instagram. Kalau lihat sendiri pasti feel-nya lebih berasa :D. Ada sekitar 3000 video di akun ibok yang bisa kita pelajari kalau kita jeli mengamati setiap momen-nya. Banyak pendidikan karakter anak yang bisa kita dapat dari ibok.


A post shared by retno hening palupi (@retnohening) on
Selama aku menjadi followers Kirana, Ada beberapa hal yang membuat aku sadar. Pertama, anak itu butuh diajak ngobrol sekali pun masih dalam kandungan (mengobrolkan hal yang positif lo ya). Serta libatkan untuk mengambil keputusan mulai dari urusan kecil, misalnya memilih menu masakan atau warna cat dinding rumah. Dengan seperti itu, dia akan terbiasa untuk berbicara, berani memperlihatkan dirinya kepada siapa pun, dan lebih kritis. Sebagai ibu, kita harus pandai-pandai untuk mencari topik pembicaraan untuk menyelipkan pembelajaran. Ini memang tantangan untuk ibu atau calon ibu yang introvert seperti aku. Lebih tepatnya sih aku ambivert, bicara kalau lagi mood. Pesan ibok dalam bukunya, ibu itu adalah mahluk yang dituntut selalu terlihat bahagia di depan anaknya. So, aku harus belajar mulai sekarang ^_^

Kedua, anak itu bukan hanya meminta fasilitas bermain dan belajar, tapi juga butuh teman dan pemandu untuk menggunakan fasilitas tersebut. Jika di rumah ada televisi dan smartphone, jangan hanya diam saat anak menontonnya. Itu akan membuat anak pasif karena hanya terbiasa untuk mendengar dan menonton. Ajak terus dia berbicara, seperti menanyakan pendapatnya tentang yang dilihat atau tentang lainnya.

Ketiga, hargailah anak saat melakukan kesalahan. Anak itu tidak hanya belajar sekali untuk menjadi pintar. Tapi butuh berkali-kali belajar untuk lebih memahami. Seperti kepompong yang membutuhkan waktu untuk menjadi kupu-kupu.


Dan yang terakhir, jangan pernah lelah untuk menemani anak berproses. :))

You May Also Like

4 komentar

  1. Wah ... Wah ... Seru banget nih kayaknya ngikutin cerita Ibok dan Kirana. Aku yang baca postingan mbak Anik aja jadi kesengsem 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Follow IG-nya aja mbak :D
      Makasih ya sudah mampir :)

      Hapus
  2. Kirana ini gemesin dan cerdas banget, pasti itu semua karena peran orangtuanya terutama Ibok. Menginspirasi banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Anak yg cerdas terlahir dari ibu yg cerdas juga :)

      Hapus