Karena Jauh dan Kita Perempuan

by - 15.09


"Nanti setelah sidang kalau ada bencana lagi (ya semoga aja gak ada sih wkwk), kamu mau nemenin aku terjun?" tanyaku pada seseorang setelah Lombok terkena gempa.

"Aku juga pengen, tapi ndak boleh sama orang tua." Hmm, sebenarnya aku pun juga tidak tahu diizinkan atau tidak. Karena kita adalah perempuan, pasti orang tua lebih khawatir.

Terulang lagi tadi malam aku tanya ke seseorang yang sudah niat sekali ingin berangkat ke Palu. "Gimana, Dek? Jadi berangkat?" Dia mengirim emotikon sedih. Aku sudah menduga apa yang akan dia katakan. "Ndak boleh sama ibuk, Mbak." Saat kutanya, "Kenapa, Dek?" "Ibuk ndak tega," jawabnya.

Padahal kalau dipikir, tidak berangkat ke Palu pun kalau kita sudah ditakdirkan celaka, maka celakalah kita. Bagaimana pun krisisnya keadaan di Palu kalau Allah masih mengizinkan kita selamat, kita akan tetap selamat kembali ke rumah. Tapi naluri ibu memang seperti itu. Khawatir.

Setahun lalu aku sempat izin juga mengikuti program mengajar di pedalaman. Padahal masih izin, daftarnya pun masih tahun depan (read: tahun ini). Tapi orangnya sudah khawatir, hampir tiap hari tanya, "Nduk, jadi daftar ndak?" "Tahun depan, Buk. Aku kemarin tu masih rencana aja mau daftar." Orangnya langsung bilang, "Ndak usahlah, ndak usah daftar. Jauh, kamu perempuan." Aku diam tak mencoba meyakinkan lagi. Dan ternyata, program itu diberhentikan ketika aku kepo-kepo di websitenya. Rasanya pengen nangis, kecewa, berantakan hati aku. Gini ternyata kalau tetep keukeuh sama hal yang tidak diridhoi orang tua.

Aku salut sama mereka yang terjun ke bencana, mereka itu yang siap psikis, tenaga, waktu, dan nyawa. Mereka itu tentara Allah yang berani meninggalkan segala kesenangan hidupnya. Meski 2 minggu di tempat bencana, pastilah banyak tantangannya. Tapi ketika kita berbagi, yang ada malah rindu dan ketagihan untuk terjun lagi, begitu kiranya kata orang yang pernah terjun bencana.

Kelak nanti kalau jadi orang tua, serahkan anak kita kepada Allah. Biarkan dia melanglang buana menjadi tentara-Nya. Karena ketika kita membahagiakan orang, berarti bahagia kita adalah tanggung jawab Allah.

You May Also Like

0 komentar